Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus berusaha menyiapkan alat pelindung diri (APD) termasuk masker serta baju pelindung dan peralatan medis lain untuk rumah sakit dan daerah yang membutuhkan.
"Kemarin seperti dikatakan (Menteri BUMN) Pak Erick Thohir mudah-mudahan akhir Maret masker sudah mencapai 4 juta. Tapi perlu diketahui 4 juta itu belum mencukupi semua karena rata-rata orang dalam sehari memakai tiga masker," kata kata Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Arya Sinulingga dalam konferensi pers di Graha BNPNB di Jakarta, Selasa.
Menurut Arya, perusahaan BUMN akan terus berusaha memproduksi masker meski terus juga mencari sumber dari luar untuk memenuhi kebutuhan terutama bagi rumah sakit yang menangani pasien COVID-19.
Kelangkaan APD, kata dia, juga salah satunya disebabkan karena banyak negara juga mencarinya termasuk bahan dasar pembuat ataupun barang jadi, hal itu menyebabkan butuh usaha lebih untuk mendapatkannya.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menyoroti adanya kebutuhan akan alat tes untuk COVID-19 di beberapa provinsi. Karena itu, menurut Arya, Kementerian BUMN tengah mencari sumber untuk mendapatkan alat-alat tersebut.
"Dicari di Swiss dan kita akan dalam tahap pertama ini mendapatkan 10 alat lab yang akan kami sebarkan ke 10 provinsi dalam tahap pertama ini. Mudah-mudahan ini secara bertahap bisa dicarikan untuk yang lain juga," tegasnya.
Selain itu pihak Kementerian BUMN sudah menggandeng swasta untuk langsung menyalurkan APD dan bahan makanan kepada tenaga medis yang membutuhkan dan terdapat pula 10 perusahaan logistik yang menyatakan kesiapan untuk membantu mengirimkan logistik ke daerah-daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kemarin seperti dikatakan (Menteri BUMN) Pak Erick Thohir mudah-mudahan akhir Maret masker sudah mencapai 4 juta. Tapi perlu diketahui 4 juta itu belum mencukupi semua karena rata-rata orang dalam sehari memakai tiga masker," kata kata Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Arya Sinulingga dalam konferensi pers di Graha BNPNB di Jakarta, Selasa.
Menurut Arya, perusahaan BUMN akan terus berusaha memproduksi masker meski terus juga mencari sumber dari luar untuk memenuhi kebutuhan terutama bagi rumah sakit yang menangani pasien COVID-19.
Kelangkaan APD, kata dia, juga salah satunya disebabkan karena banyak negara juga mencarinya termasuk bahan dasar pembuat ataupun barang jadi, hal itu menyebabkan butuh usaha lebih untuk mendapatkannya.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menyoroti adanya kebutuhan akan alat tes untuk COVID-19 di beberapa provinsi. Karena itu, menurut Arya, Kementerian BUMN tengah mencari sumber untuk mendapatkan alat-alat tersebut.
"Dicari di Swiss dan kita akan dalam tahap pertama ini mendapatkan 10 alat lab yang akan kami sebarkan ke 10 provinsi dalam tahap pertama ini. Mudah-mudahan ini secara bertahap bisa dicarikan untuk yang lain juga," tegasnya.
Selain itu pihak Kementerian BUMN sudah menggandeng swasta untuk langsung menyalurkan APD dan bahan makanan kepada tenaga medis yang membutuhkan dan terdapat pula 10 perusahaan logistik yang menyatakan kesiapan untuk membantu mengirimkan logistik ke daerah-daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020