Pontianak (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, mengatakan saat ini terjadi kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia, yang mencapai 1400 kasus.
"Untuk kasus yang terbanyak berada di Jakarta. Namun, untuk Kalbar masih belum ditemukan," kata Budi saat melakukan pantauan kegiatan vaksinasi di Kubu Raya, Provinsi Kalbar, bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Rabu.
Budi menjelaskan, meski kasus COVID-19 varian Omicron ini kenaikan kasusnya cukup cepat, namun tingkat masyarakat yang masuk rumah sakit dan meninggal angkanya sangat rendah.
Baca juga: Keterlibatan telemedisin upaya pemerintah atasi potensi lonjakan Omicron
"Saat ini varian Omicron sudah masuk di Indonesia dan peningkatan kasusnya cepat, namun yang masuk rumah sakit dan angka yang meninggal itu rendah. Salah satu sebabnya karena sudah banyak masyarakat kita yang sudah divaksin, masyarakat menyikapi ini jangan panik," tuturnya.
Namun, kata Budi yang perlu diperhatikan adalah penularan pada orang tua, sehingga masyarakat diminta untuk bisa menjaga keluarganya, khususnya orang tua agar tidak mudah terkonfirmasi COVID-19. Sehingga, masyarakat diminta untuk terus menerapkan Prokes dan jika terkonfirmasi agar segera melakukan isolasi.
Baca juga: Pemkab Landak siapkan berbagai langkah antisipasi masuknya Omicron
Menurutnya, masyarakat jangan takut untuk rutin dites, kalau positif tidak apa-apa biar bisa cepat ditangani. Terlebih, katanya, Pemda juga sudah menyiapkan tempat isolasi, namun jika memungkinkan isolasi di rumah, silahkan isolasi mandiri.
"Terkait kegiatan vaksinasi, dirinya mengajak seluruh keluarga untuk divaksinasi, ini untuk meminimalisasi risiko dari terjangkitnya COVID-19," katanya.
Baca juga: Varian Omicron belum ditemukan di Kalbar
Di tempat yang sama, Gubernur Kallimantan Barat Sutarmijdi juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan vaksinasi COVID-19 bagi anak umur 6 tahun sampai 11 tahun.
"Jadi saat ini, Kemenkes sudah mendorong pemerintah daerah untuk pelaksanaan vaksinasi bagi anak umur 6 sampai 11 tahun tanpa harus melihat capaian vaksinasi dan tidak seperti sebelumnya. Untuk itu, kita minta Pemda bisa segera melakukan sosialisasi untuk percepatan vaksinasi bagi anak ini," kata Sutarmijdi.
Baca juga: Tunda pembukaan kantor, karyawan Meta diwajibkan vaksin booster
Dia mengatakan, percepatan vaksinasi bagi anak tersebut juga akan digencarkan bersamaan vaksinasi booster bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak dua kali, sesuai ketentuan yang berlaku.
"Jadi, stok vaksin sudah tersedia, tinggal bagaimana pemda mempercepat melaksanakan vaksinnya. Jangan takut stok tidak ada, karena ini sudah dijamin oleh Kemenkes," tuturnya.