Pemerintah Daerah Kabupaten Kayong Utara (KKU) siap menindak tegas oknum pedagang atau lainnya yang melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok di tengah wabah COVID-19 dengan menerjunkan tim khusus ke pasar - pasar untuk memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan stabilitas harga.
“Yang menimbun bahan bahan sembako ini akan kita tindak tegas. Kita turunkan tim yang akan melakukan kunjungan ke daerah - daerah tertentu yang terindikasi adanya penimbunan bahan kebutuhan pokok,” ujar Bupati Kayong Utara, Citra Duani saat dihubungi di Sukadana, Kamis.
Sementara itu, Kepala Dina Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM KKU, Erwin Sudrajat pihaknya memastikan bahan kebutuhan pokok di daerahnya aman hingga Juli 2020.
Namun dirinya tidak memungkiri gula yang dipasok dari luar saat ini mengalami kelangkaan sejak tiga bulan terakhir.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog Ketapang, secara umum, ketersediaan kebutuhan pokok sampai Juli 2020. Insyaallah aman, kecuali gula, memang semenjak tiga bulan terakhir sudah kosong memang,”jelasnya.
Untuk beras sendiri, pihaknya harus mencari pengusaha dari luar selain Bulog untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kayong Utara
“Ada dua distributor yang sudah kita dapat. kita tinggal menghubungkan dengan pelaku usaha di sini untuk bisa membeli berasnya,”kata dia
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengutamakan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara umum agar masyarakat tidak panik.
"Masyarakat untuk tetap tenang melakukan aktivitas sehari-harinya, tidak memperkaya diri yang penting penanganan COVID- 19 ini bisa kita laksanakan bersama- sama. Semuanya harus ringan tangan bahkan kita bersama Polri melaksanakan gerakan sedekah karantina jadi sedekah kampung dengan Polri itu sudah berjalan, yang lebih membantu yang kurang yang kaya bantu yang miskin,” katanya berharap.
Saat ini, kebutuhan bahan pokok yang melonjak tinggi adalah cabe kering yang menembus hingga Rp150 ribu per kilogram, dari harga normalnya hanya Rp50 ribu per kilogram. Mahalnya harga cabe kering ini dikarenakan cabe merah tersebut dipasok dari Pulau Jawa.
Hal ini pun dikeluhkan oleh masyarakat terutama ibu rumah tangga seperti diakui oleh Ita. Menurutnya walaupun harga kebutuhan pokok rata- rata mengalami kenaikan, cabe kering mengalami kenaikan signifikan sehingga membuat pengeluaran di dapur semakin meningkat.
“Kita berharap agar pemerintah mengambil peran untuk mengawasi secara baik harga bahan kebutuhan pokok di masyarakat, agar masyarakat tidak semakin tertekan dampak COVID-19 ini,” katanya.
Baca juga: 13.454 RTM Kayong Utara terima beras bantuan Pemprov Kalbar
Baca juga: Pemkab Kayong Utara tampung ikan nelayan Pulau Karimata
Baca juga: Kayong Utara gandeng SPBB salurkan 8.000 liter solar subsidi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
“Yang menimbun bahan bahan sembako ini akan kita tindak tegas. Kita turunkan tim yang akan melakukan kunjungan ke daerah - daerah tertentu yang terindikasi adanya penimbunan bahan kebutuhan pokok,” ujar Bupati Kayong Utara, Citra Duani saat dihubungi di Sukadana, Kamis.
Sementara itu, Kepala Dina Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM KKU, Erwin Sudrajat pihaknya memastikan bahan kebutuhan pokok di daerahnya aman hingga Juli 2020.
Namun dirinya tidak memungkiri gula yang dipasok dari luar saat ini mengalami kelangkaan sejak tiga bulan terakhir.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog Ketapang, secara umum, ketersediaan kebutuhan pokok sampai Juli 2020. Insyaallah aman, kecuali gula, memang semenjak tiga bulan terakhir sudah kosong memang,”jelasnya.
Untuk beras sendiri, pihaknya harus mencari pengusaha dari luar selain Bulog untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kayong Utara
“Ada dua distributor yang sudah kita dapat. kita tinggal menghubungkan dengan pelaku usaha di sini untuk bisa membeli berasnya,”kata dia
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengutamakan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara umum agar masyarakat tidak panik.
"Masyarakat untuk tetap tenang melakukan aktivitas sehari-harinya, tidak memperkaya diri yang penting penanganan COVID- 19 ini bisa kita laksanakan bersama- sama. Semuanya harus ringan tangan bahkan kita bersama Polri melaksanakan gerakan sedekah karantina jadi sedekah kampung dengan Polri itu sudah berjalan, yang lebih membantu yang kurang yang kaya bantu yang miskin,” katanya berharap.
Saat ini, kebutuhan bahan pokok yang melonjak tinggi adalah cabe kering yang menembus hingga Rp150 ribu per kilogram, dari harga normalnya hanya Rp50 ribu per kilogram. Mahalnya harga cabe kering ini dikarenakan cabe merah tersebut dipasok dari Pulau Jawa.
Hal ini pun dikeluhkan oleh masyarakat terutama ibu rumah tangga seperti diakui oleh Ita. Menurutnya walaupun harga kebutuhan pokok rata- rata mengalami kenaikan, cabe kering mengalami kenaikan signifikan sehingga membuat pengeluaran di dapur semakin meningkat.
“Kita berharap agar pemerintah mengambil peran untuk mengawasi secara baik harga bahan kebutuhan pokok di masyarakat, agar masyarakat tidak semakin tertekan dampak COVID-19 ini,” katanya.
Baca juga: 13.454 RTM Kayong Utara terima beras bantuan Pemprov Kalbar
Baca juga: Pemkab Kayong Utara tampung ikan nelayan Pulau Karimata
Baca juga: Kayong Utara gandeng SPBB salurkan 8.000 liter solar subsidi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020