Jumlah masyarakat Kalimantan Barat yang mengikuti rapid test COVID-19 hingga Sabtu(18/4) tercatat 5.209 orang dan hasilnya 196 orang yang reaktif, 4.961 orang non-reaktif dan 52 orang invalid karena alatnya rusak.

Petugas kesehatan juga melaksanakan pemeriksaan terhadap masyarakat Kalbar yang lanjut usia dan rentan yang diikuti 57 orang dan hasilnya 56 orang non reaktif dan satu orang yang reaktif, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson di Pontianak, Sabtu.

"Kita telah melakukan rapid test untuk masyarakat yang berusia 60 tahun keatas dengan penyakit bawaan dimana dari Senin kemarin sampai hari ini  57 orang yang kita tes dan satu orang yang reaktif. Untuk yang reaktif ini sudah kita lakukan tes swab dan kita ambil spesimennya untuk di lakukan cek PCR," ucapnya.

Dikatakannya, mulai Senin (20/4), pihaknya akan menambah kapasistas pemeriksaan untuk rapid test bagi warga enam puluh tahun keatas dengan jumlah 75 orang perhari dan waktu tes nya dimulai dari pukul 8.30 sampai 11.30.

"Diharapkan warga yang berusia 60 tahun ke atas dan rentan ini bisa tetap mendaftarkan diri dulu kepada Dinkes Kalbar melalui WA chat di nomor 0812 9211 9119. Dan jika dari hasil pemeriksaan Rapid Test ini hasilnya reaktif, maka warga tersebut akan langsung kita lakukan tes PCR dengan mengambil swab dari lasofaring warga ini," katanya.

Namun jika hasil pemeriksaannya warga tersebut tanpa gejala, maka pihaknya meminta kepada warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

"Demikian untuk warga yang mengalami batuk dan pilek ringan, kita minta untuk tetap berada dirumah," katanya.

Terpisah, Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, dengan banyaknya masyarakat Kalbar yang reaktif berdasarkan hasil pemeriksaan dengan Rapid Test tersebut diharapkan masyarakat bisa lebih waspada dan menjalankan imbauan pemerintah.

"Hampir semua yang Reaktif dalam rapid test adalah orang tanpa gejala. Satu orang reaktif COVID-19 tanpa gejala bisa menyebarkan virus kemana-mana dan bisa saja ada di sekitar kita. Kita tak pernah tahu siapa didekat kita yang reaktif karena tak tampak gejala," katanya.

Sebagai Gubernur dirinya menegaskan, tidak akan pernah ada yang meninggal kelaparan karena Isolasi COVID-19. Namun yang terinfeksi COVID-19 sudah banyak yang meninggal.

"Jadi silahkan pikirkan saja sendiri baik buruknya," kata Sutarmidji.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020