Seorang balita berusia tiga tahun asal Kabupaten Sekadau menjadi PDP 05 yang dirawat di RSUD Ade M Djoen Sintang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh mengatakan, PDP 05 dirawat di RSUD Ade M Djoen sejak pada 18 April sekitar pukul 20.30 WIB.

"Pasien kami rawat di ruang isolasi khusus. Hasil rapid test-nya nonreaktif. PDP ini sudah kami lakukan pemeriksaan swab tenggorokan, dan telah kirim ke provinsi," kata Sinto.

Sebelumnya, seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 04 yang diduga terpapar Covid 19 di RSUD Sintang meninggal dunia.

PDP 04 yang merupakan warga Kelurahan Menyumbung Tengah Kecamatan Sintang, berjenis kelamin laki laki (62), meninggal dunia pada Minggu (19/4) pukul 20.30 di ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang. Warga Menyumbung Tengah tersebut dinyatakan pasien dalam pengawasan (PDP) setelah hasil rapid tes menunjukkan reaktif.

 PDP 04 ini diisolasi di ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang, sejak Jumat (17/4) sore. "Keluhan pasien, tiga hari mengalami sesak nafas, batuk dan pilek. Riwayatnya, pasien pernah dapat kunjungan dari anaknya yang tinggal di Pontianak pada 16 Maret," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno.

 Dikatakan dia, anak laki-laki pasien tersebut yang tinggal satu rumah dengan PDP, hasil rapid tes nya juga reaktif. Anak pasien tersebut juga diisolasi secara mandiri di rumahnya karena tidak menunjukkan gejala COVID-19. "Swab tenggorokan pasien sudah dikirim ke Pontianak untuk diteliti," katanya.

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid 19, Pemerintah Kabupaten Sintang sedang mempersiapkan pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang agar mampu menampung 20 pasien.

Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan jumlah pasien Covid 19. Saat ini ruang isolasi Saat ini ruang isolasi RSUD hanya mampu menampung 4 pasien.

"Kami akan melakukan pengaturan pasien di isolasi khusus dan isolasi ketat agar bisa menampung 20 pasien," katanya.

Pengembangan ruang isolasi ini dilakukan di ruang IGD RSUD yang sudah ada. Untuk pengembangan ruang isolasi pasien Covid 19, Pemkab Sintang sedang melakukan rasionalisasi APBD. Jarot menegaskan RSUD Ade M Djoen Sintang merupakan rumah sakit rujukan untuk menangani pasien Covid 19 di wilayah timur Kalbar.

 "Jadi yang harus diurus oleh RSUD Ade M Djoen bukan hanya pasien Covid 19 asal Sintang saja. Tapi juga pasien dari Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau dan Sanggau. Saya sering dapat DM dari masyarakat, Pak sebaiknya RSUD tidak menerima pasien covid dari daerah lain. Mana bisa begitu, karena RSUD adalah rumah sakit rujukan," tegasnya.

Selain mempersiapkan pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang, Jarot mengatakan, yang harus dilakukan saat ini adalah memberikan support pada pasien, keluarganya dan masyarakat RT tempat tinggal pasien.

Supaya, mereka semua tetap sehat. Masyarakat harus memberikan support. Bukan stigma. Jarot bercerita, dirinya barusan dapat Direct Message (DM) di instagram dari masyarakat suatu desa.

"Masyarakat mempertanyakan. Pak, betulkah di Menyumbung sudah ada yang positif? Kami pagi ini ada acara lamaran. Orang Menyumbung melamar. Bisa kita batalkan kah acaranya. Mana boleh dibatalkan. Kan jadi stigma. Jangan karena orang Menyumbung, masyarakat lain jadi takut. Jangan sampai hal itu terjadi,” tegas Jarot.

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020