Pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu enggan mengomentari laporan bahwa obat antivirus eksperimental remdesivir produksi Gilead Science mungkin membantu pengobatan COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus corona baru.
Pihaknya mengatakan bahwa masih diperlukan data lebih lanjut mengenai hal tersebut.
"Saya tidak ingin memberikan komentar spesifik mengenai itu, sebab saya belum membaca laporan itu secara rinci," kata Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, saat konferensi pers menanggapi pertanyaan tersebut.
Disebutkan pula pihaknya terkadang bisa mengambil sejumlah laporan untuk menentukan kemanjuran sebuah obat.
"Jelas kami memiliki uji coba kontrol acak yang sedang berlangsung baik di Inggris maupun di Amerika Serikat, 'uji coba Solidaritas' dengan WHO. Remdesivir merupakan salah satu obat yang diobservasi di banyak percobaan itu. Jadi saya rasa lebih banyak data yang akan keluar," katanya.
Ryan menambahkan: "Tetapi kami berharap obat ini dan obat lainnya terbukti membantu pengobatan COVID-19."
Sumber: Reuters
Baca juga: Remdesivir, FDA akan setujui obat untuk pasien corona
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Pihaknya mengatakan bahwa masih diperlukan data lebih lanjut mengenai hal tersebut.
"Saya tidak ingin memberikan komentar spesifik mengenai itu, sebab saya belum membaca laporan itu secara rinci," kata Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, saat konferensi pers menanggapi pertanyaan tersebut.
Disebutkan pula pihaknya terkadang bisa mengambil sejumlah laporan untuk menentukan kemanjuran sebuah obat.
"Jelas kami memiliki uji coba kontrol acak yang sedang berlangsung baik di Inggris maupun di Amerika Serikat, 'uji coba Solidaritas' dengan WHO. Remdesivir merupakan salah satu obat yang diobservasi di banyak percobaan itu. Jadi saya rasa lebih banyak data yang akan keluar," katanya.
Ryan menambahkan: "Tetapi kami berharap obat ini dan obat lainnya terbukti membantu pengobatan COVID-19."
Sumber: Reuters
Baca juga: Remdesivir, FDA akan setujui obat untuk pasien corona
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020