Pemerintah Kabupaten Sintang menyiapkan penambahan kamar isolasi mandiri untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) COVID-19 di Mess Diklat BKPSDM Kabupaten Sintang.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang, Zulkarnain mengatakan pihaknya saat ini sedang menyiapkan 24 kamar yang akan digunakan puntuk isolasi mandiri COVID-19 dengan ukuran kamar 3x3 meter.
Karena satu kamar harus ditempati satu orang saja.Zulkarnain mengatakan, kamar yang tersedia saat ini di mess diklat BKPSDM ada 10 kamar saja. Untuk itulah, pihaknya diminta bupati menyiapkan kembali penambahan kamar tersebut.
"Dari 24 kamar, enam sudah jadi. Masih 18 kamar yang kita kerjakan lagi, mudah-mudahan rabu ini bisa menyelesaikan 24 kamar sesuai target," kata Zul.
Pihaknya juga menyiapkan satu kamar khusus untuk satu warga yang berkebutuhan khusus berdasarkan rapid test oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang hasilnya reaktif. Sehingga akan diisolasi mandiri di tempat ini.
"Kita akan menyiapkan bekas kantor BKPSDM di belakang, kalau kasus ini terus berkembang, di sana bisa sampai 60 orang," ujar Zulkarnain.
Dia mengatakan yang menjadi kendala pihaknya yakni, susah mencari tukang untuk mengerjakan penambahan kamar tersebut. Hal itu disebabkan stigma negatif terhadap pasien COVID-19 di lingkungan masyarakat.
"Banyak tukang menghindar ketika kita tawarkan untuk mengerjakan ini, ada yang masih berani, itulah yang kita pergunakan. Kita juga masih mencari, minimal 10 oranglah agar target cepat selesai," kata Zulkarnain.
Sementara Bupati Sintang, Jarot Winarno disela-sela penijauannya menegaskan, penambahan ruang isolasi mandiri di Mess Diklat BKPSDM Kabupaten Sintang disiapkan untuk Orang Tanpa Gejala yang berdasarkan rapid test dengan hasil reaktif. Terutama bagi mereka yang kontak erat dengan penderita COVID-19.
"Kalau dia kontak erat dengan COVID-19 dari hasil penelusuran. Kemudian hasil rapid test reaktif, kita isolasikan di sini. Kemudian yang tidak bisa diisolasi mandiri di rumah, karena reaktif itu bisa isolasi mandiri di rumah, asal dia mampu disiplin. Kalau kita tidak yakin dia tidak bisa disiplin maka kita isolasi di sini. Kita isolasi semuanya selama dua minggu sambil menunggu hasil swab tenggorokan," terang Jarot.
Ia menjelaskan, OTG yang sedang menjalani isolasi mandiri di mess diklat ada 19 orang, terdiri atas 8 perempuan dan 11 laki-laki.
"Kita jaga-jaga, siapkan lebih kamar. Siang ini bertambah 6 kamar lagi, besok bisa bertambah 6 lagi, jadi akan bertambah 12 kamar yang ada sekarang,” jelas Jarot.
Kata Jarot, saat ini kamar khusus bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang turut diisolasi lantaran reaktif berdasarkan rapid test.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang, Zulkarnain mengatakan pihaknya saat ini sedang menyiapkan 24 kamar yang akan digunakan puntuk isolasi mandiri COVID-19 dengan ukuran kamar 3x3 meter.
Karena satu kamar harus ditempati satu orang saja.Zulkarnain mengatakan, kamar yang tersedia saat ini di mess diklat BKPSDM ada 10 kamar saja. Untuk itulah, pihaknya diminta bupati menyiapkan kembali penambahan kamar tersebut.
"Dari 24 kamar, enam sudah jadi. Masih 18 kamar yang kita kerjakan lagi, mudah-mudahan rabu ini bisa menyelesaikan 24 kamar sesuai target," kata Zul.
Pihaknya juga menyiapkan satu kamar khusus untuk satu warga yang berkebutuhan khusus berdasarkan rapid test oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang hasilnya reaktif. Sehingga akan diisolasi mandiri di tempat ini.
"Kita akan menyiapkan bekas kantor BKPSDM di belakang, kalau kasus ini terus berkembang, di sana bisa sampai 60 orang," ujar Zulkarnain.
Dia mengatakan yang menjadi kendala pihaknya yakni, susah mencari tukang untuk mengerjakan penambahan kamar tersebut. Hal itu disebabkan stigma negatif terhadap pasien COVID-19 di lingkungan masyarakat.
"Banyak tukang menghindar ketika kita tawarkan untuk mengerjakan ini, ada yang masih berani, itulah yang kita pergunakan. Kita juga masih mencari, minimal 10 oranglah agar target cepat selesai," kata Zulkarnain.
Sementara Bupati Sintang, Jarot Winarno disela-sela penijauannya menegaskan, penambahan ruang isolasi mandiri di Mess Diklat BKPSDM Kabupaten Sintang disiapkan untuk Orang Tanpa Gejala yang berdasarkan rapid test dengan hasil reaktif. Terutama bagi mereka yang kontak erat dengan penderita COVID-19.
"Kalau dia kontak erat dengan COVID-19 dari hasil penelusuran. Kemudian hasil rapid test reaktif, kita isolasikan di sini. Kemudian yang tidak bisa diisolasi mandiri di rumah, karena reaktif itu bisa isolasi mandiri di rumah, asal dia mampu disiplin. Kalau kita tidak yakin dia tidak bisa disiplin maka kita isolasi di sini. Kita isolasi semuanya selama dua minggu sambil menunggu hasil swab tenggorokan," terang Jarot.
Ia menjelaskan, OTG yang sedang menjalani isolasi mandiri di mess diklat ada 19 orang, terdiri atas 8 perempuan dan 11 laki-laki.
"Kita jaga-jaga, siapkan lebih kamar. Siang ini bertambah 6 kamar lagi, besok bisa bertambah 6 lagi, jadi akan bertambah 12 kamar yang ada sekarang,” jelas Jarot.
Kata Jarot, saat ini kamar khusus bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang turut diisolasi lantaran reaktif berdasarkan rapid test.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020