Penerapan normal baru (new normal) atau pola hidup baru yang beradaptasi dengan pandemi Covid-19 di Pontianak, Kalbar masih harus dikaji secara mendalam, kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
"Kebijakan tersebut harus melalui kajian yang matang, baik dari kajian kesehatan, sosial, ekonomi dan lainnya. Normal baru tidak akan bisa efektif kalau kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 rendah," kata dia, seusai memimpin rapat pemantauan dan evaluasi penanganan Covid-19 di Pontianak, Rabu.
Ia menyayangkan masih ada masyarakat yang belum disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Masih ada yang tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, tidak menjaga jarak fisik antar manusia, dan malas mencuci tangan.
Ia yakin, apabila masyarakat sudah disiplin menerapkan semua itu, normal baru akan bisa diterapkan di Pontianak. "Dengan masyarakat bersama-sama membantu disiplin menerapkan protokol kesehatan, baru kita mulai terapkan itu (normal baru)," kata dia.
Saat ini, pihaknya masih dalam tahap kajian dan diskusi untuk menerapkan normal baru. "Intinya semua bergantung dari kedisiplinan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Polresta Pontianak Kota, Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan, normal baru atau tata kehidupan normal yang baru kuncinya ada di masyarakat. Hal itu dibahas dalam pertemuan dengan pihak terkait dalam rapat evaluasi. "Kita baru akan menerapkan pola normal baru di Pontianak manakala masyarakat sudah siap untuk beradaptasi dengan pola kehidupan yang baru," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat supaya betul-betul peka dan hati-hati terhadap sebaran informasi-informasi hoaks yang sengaja dibuat untuk memprovokasi dan membuat bingung masyarakat. Apalagi saat ini dihadapkan dengan situasi yang sulit sehingga harus hati-hati terhadap sebaran hoaks.
"Kami pastikan bahwa Tim Siber terus meningkatkan patroli di dunia maya, untuk memantau aktivitas komunikasi di sosial media. Kami pastikan siapapun yang coba-coba membuat berita-berita bohong atau provokasi dan lain sebagainya, kami tindak tegas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kebijakan tersebut harus melalui kajian yang matang, baik dari kajian kesehatan, sosial, ekonomi dan lainnya. Normal baru tidak akan bisa efektif kalau kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 rendah," kata dia, seusai memimpin rapat pemantauan dan evaluasi penanganan Covid-19 di Pontianak, Rabu.
Ia menyayangkan masih ada masyarakat yang belum disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Masih ada yang tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, tidak menjaga jarak fisik antar manusia, dan malas mencuci tangan.
Ia yakin, apabila masyarakat sudah disiplin menerapkan semua itu, normal baru akan bisa diterapkan di Pontianak. "Dengan masyarakat bersama-sama membantu disiplin menerapkan protokol kesehatan, baru kita mulai terapkan itu (normal baru)," kata dia.
Saat ini, pihaknya masih dalam tahap kajian dan diskusi untuk menerapkan normal baru. "Intinya semua bergantung dari kedisiplinan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Polresta Pontianak Kota, Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan, normal baru atau tata kehidupan normal yang baru kuncinya ada di masyarakat. Hal itu dibahas dalam pertemuan dengan pihak terkait dalam rapat evaluasi. "Kita baru akan menerapkan pola normal baru di Pontianak manakala masyarakat sudah siap untuk beradaptasi dengan pola kehidupan yang baru," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat supaya betul-betul peka dan hati-hati terhadap sebaran informasi-informasi hoaks yang sengaja dibuat untuk memprovokasi dan membuat bingung masyarakat. Apalagi saat ini dihadapkan dengan situasi yang sulit sehingga harus hati-hati terhadap sebaran hoaks.
"Kami pastikan bahwa Tim Siber terus meningkatkan patroli di dunia maya, untuk memantau aktivitas komunikasi di sosial media. Kami pastikan siapapun yang coba-coba membuat berita-berita bohong atau provokasi dan lain sebagainya, kami tindak tegas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020