Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Nezar Patria mengatakan surat kabar berbahasa asing itu kini tengah melakukan pembenahan perusahaan untuk memasuki era digital.
Untuk itu, Nezar mengatakan The Jakarta Post harus menekan biaya operasional dengan mengurangi biaya perekrutan (hiring) tenaga kerja kontrak serta kerja sama dengan kontributor pun terpaksa dihentikan dulu selama pembenahan-pembenahan yang dilakukan perusahaan.
"Itu kan kita efisiensi, sehingga kita harus menekan biaya operasional. Dengan itu, kita coba mengurangi biaya hiring tenaga kontrak, dan kontributor terpaksa dihentikan dulu kerja samanya. Dan kita lagi melakukan pembenahan-pembenahan itu," ujar Nezar melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, beredar isu “Sayonara The Jakarta Post” di grup Whatsapp yang menyebut surat kabar berbahasa asing itu akan pamit. Untuk itu, Nezar pun mengklarifikasi bahwa kabar yang benar tidak demikian.
"The Post tetap terbit. Isu itu berawal dari surat internal yang bocor keluar, judulnya sudah diubah oleh entah siapa, dan beredar di media sosial," ujar dia dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Nezar mengatakan The Jakarta Post tetap menerbitkan edisi cetak, sembari juga melakukan transformasi ke digital.
Hal itu karena The Jakarta Post mengalami pertumbuhan di platform digital yang sangat menjanjikan, katanya.
"Dengan pembaca yang bertambah drastis secara global, dan juga nasional selama tiga tahun terakhir. Kami sedang merancang suatu bisnis model yang tepat sesuai tantangan baru teknologi dan pasar saat ini," ujar Nezar.
Namun, langkah itu sedikit tertahan, karena adanya dampak wabah COVID-19. Industri media pun juga mengalami hal sama, karena itu The Jakarta Post dengan berat hati terpaksa melakukan efisiensi, salah satunya menekan biaya operasional.
"Akibatnya, sejumlah tenaga kontrak di newsroom dan juga kontributor terbaik kami di sejumlah daerah terpaksa harus berhenti," ucap Nezar.
Namun, Nezar memastikan kalau efisiensi yang terjadi itu bukanlah akhir dari The Jakarta Post. Sebab, seyogianya sebuah bisnis, transformasi pun harus terus berjalan di surat kabar tersebut.
"Dan kami terus memperbaiki berbagai segi baik konten maupun bisnis agar dapat menjawab tantangan media hari ini," ujar anggota Dewan Pers itu.
The Jakarta Post masih akan terus terbit, dan untuk segala dukungan publik maka Nezar secara pribadi berterima kasih.
"Atas dukungan para pembaca yang setia. Berkat partisipasi Anda kami dapat terus hadir memperkaya jagad informasi dengan jurnalisme bermutu," ucapnya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Untuk itu, Nezar mengatakan The Jakarta Post harus menekan biaya operasional dengan mengurangi biaya perekrutan (hiring) tenaga kerja kontrak serta kerja sama dengan kontributor pun terpaksa dihentikan dulu selama pembenahan-pembenahan yang dilakukan perusahaan.
"Itu kan kita efisiensi, sehingga kita harus menekan biaya operasional. Dengan itu, kita coba mengurangi biaya hiring tenaga kontrak, dan kontributor terpaksa dihentikan dulu kerja samanya. Dan kita lagi melakukan pembenahan-pembenahan itu," ujar Nezar melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, beredar isu “Sayonara The Jakarta Post” di grup Whatsapp yang menyebut surat kabar berbahasa asing itu akan pamit. Untuk itu, Nezar pun mengklarifikasi bahwa kabar yang benar tidak demikian.
"The Post tetap terbit. Isu itu berawal dari surat internal yang bocor keluar, judulnya sudah diubah oleh entah siapa, dan beredar di media sosial," ujar dia dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Nezar mengatakan The Jakarta Post tetap menerbitkan edisi cetak, sembari juga melakukan transformasi ke digital.
Hal itu karena The Jakarta Post mengalami pertumbuhan di platform digital yang sangat menjanjikan, katanya.
"Dengan pembaca yang bertambah drastis secara global, dan juga nasional selama tiga tahun terakhir. Kami sedang merancang suatu bisnis model yang tepat sesuai tantangan baru teknologi dan pasar saat ini," ujar Nezar.
Namun, langkah itu sedikit tertahan, karena adanya dampak wabah COVID-19. Industri media pun juga mengalami hal sama, karena itu The Jakarta Post dengan berat hati terpaksa melakukan efisiensi, salah satunya menekan biaya operasional.
"Akibatnya, sejumlah tenaga kontrak di newsroom dan juga kontributor terbaik kami di sejumlah daerah terpaksa harus berhenti," ucap Nezar.
Namun, Nezar memastikan kalau efisiensi yang terjadi itu bukanlah akhir dari The Jakarta Post. Sebab, seyogianya sebuah bisnis, transformasi pun harus terus berjalan di surat kabar tersebut.
"Dan kami terus memperbaiki berbagai segi baik konten maupun bisnis agar dapat menjawab tantangan media hari ini," ujar anggota Dewan Pers itu.
The Jakarta Post masih akan terus terbit, dan untuk segala dukungan publik maka Nezar secara pribadi berterima kasih.
"Atas dukungan para pembaca yang setia. Berkat partisipasi Anda kami dapat terus hadir memperkaya jagad informasi dengan jurnalisme bermutu," ucapnya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020