Korps Alumni HMI (KAHMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan program pemberdayaan petani kecil dengan memberikan bibit ubi jalar untuk warga terdampak COVID-19.

"Ini program sinergi KAHMI dengan Satuan Tugas COVID-19 KAHMI Babel, KAHMIPreneur, dan Agropreneur Indonesia," kata Sekretaris KAHMI Babel Edi Setiawan di Pangkalpinang, Selasa.


Edi mengatakan, KAHMI menyadari dampak perekonomian dan sosial yang cukup besar yang dialami warga sejak merebaknya pandemi COVID-19.

Selain mengedukasi pola hidup sehat, KAHMI juga berupaya untuk membantu dari aspek perekonomian sehingga warga tidak terlalu mengalami kesulitan dari pandemi yang sedang melanda.


Melalui kolaborasi dengan Satgas Covid 19 Majelis Wilayah KAHMI, KAHMIPreneur Bangka Belitung dan Agropreneur Indonesia, KAHMI memberikan bantuan ubi jalar (bijur) bagi petani gurem di Babel.

Bantuan bibit tersebut diberikan bagi petani dengan luas areal maksimal 0,5 ha yang sudah diseleksi penerima dan lokasinya. Selain itu juga sasarannya keluarga besar alumni HMI (KAHMI) Babel.

Untuk tahap pertama, bantuan bibit tersebut diberikan untuk 20 petani gurem dengan total areal tanam sekitar 10 ha yang berada di wilayah Lubuk Kelik, Sungailiat, Riau Silip, dan Pemali di Kabupaten Bangka.

"Bantuan itu diberikan secara gratis. Selain itu juga dilakukan pendampingan sampai dengan panen," katanya.
 

Bibit ubi jalar yang siap didistribusikan bagi petani kecil di Babel (babel.antaranews.com/Kahmi Babel) (babel.antaranews.com/Kahmi Babel)



Menurut Edi, tujuan utama program tersebut adalah untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal rumah tangga petani dalam menghadapi wabah melalui persiapan cadangan pangan.

Selain itu, program tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap pangan beras.

Khusus alumni HMI yang mendapatkan bantuan juga diharapkan dapat membantu mendorong percepatan diversifikasi konsumsi pangan melalui pangan alternatif (jenis umbian).

"Ke depan target kami mandiri dari penyediaan pangan setara beras (PSB) termasuk mengurangi konsumsi beras yang sudah membudaya sekarang," ujarnya.

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020