Kepala Bappeda Kabupaten Kubu Raya Amini Maros mengatakan telah memetakan 38 ribu hektare dan sudah didaftarkan menjadi Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B).

"Sementara itu masih ada sekitar 48 ribu hektare lahan pertanian di Kubu Raya yang keberadaannya tersebar di sejumlah desa dan kecamatan yang kondisinya terpisah dan pola penanamannya tidak konsisten," katanya saat dihubungi dari Pontianak, Senin.

Program LP2B Pemkab Kubu Raya akan menunjukkan komitmennya untuk memaksimalkan potensi pertanian yang ada di kabupaten itu.

"Untuk memaksimalkannya, sesuai dengan tagline dari pak Bupati, yaitu Kepong Bakol (Gotong Royong) baik Pemerintah maupun masyarkat, kita bersama-sama memaksimalkan setiap program yang ada dan mencarikan solusi terbaik bagimana semua pihak turut andil dalam pemulihan ekonomi di daerah ini agar lebih baik lagi," ucapnya.

Terkait hal tersebut, Amini Maros meminta kepada semua stakeholder yang terlibat dalam pembangunan daerah untuk bersama-sama menyusun peta kerja dengan sistem Kepong Bakol demi memulihkan perekonomian di Kabupaten Kubu Raya.

Dengan memiliki potensi laut yang cukup besar dan panjang, kita berusaha untuk memproduksi garam sendiri dan memaksimalkan jasa ekspedisi lokal dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sehingga Kubu Raya memiliki transportasi desa, katanya.

Terpisah, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, dengan adanya lahan pertanian yang penanamannya tidak konsisten, Pemerintah Daerah terus berupaya menjadikan lahan itu menjadi konsisten, termasuk areal gambut yang ada di sebagian besar wilayah Kubu Raya.

Melalui peran semua pihak, apa yang sudah dilakukan saat ini diharapkan ada inisiatif untuk membangun data base bersama yang akan memudahkan bagi Pemerintah Kubu Raya untuk bersama-sama memaksimalkan pasar yang sudah ada.

"Dengan peluang bandara yang ada di daerah kita, memberikan peluang bagi pangan kita untuk menyuguhkan pangan untuk luar daerah, karena pangan luar sudah mulai terbatas dan kalau bisa memang kita batas kedepannya," kata Muda.

Meski pasar global menjadi konsekuensi, namun kita membatasinya dengan cara-cara kita yang bisa membuat supaya konpetitifnya.

"Saya kira peluangnya sangat besar di Kubu Raya, karena pasar pintu luar dari bandara, pusat oleh-oleh dan sebagainya termasuk juga alat pusat kunjungan awal di Kalimantan Barat," kata Muda.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020