Proses perhelatan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, terus bergulir dengan dinamika dan antusiasme masyarakat baik yang terlibat langsung sebagai tim maupun hanya sekedar mengamati dan siap memilih saja.

Sejumlah bakal calon pun sudah mulai tampak dan sebagian besar sudah menyatakan untuk maju seiring adanya rekomendasi dari partai pengusung. Sementara untuk calon perseorangan tidak ada peminat karena untuk tahapan pendaftaran sudah berlalu dan tidak ada satu pun pasangan berlabuh.

Media sosial menjadi salah satu cara untuk mengenalkan nama-nama yang sudah siap diusung partai politik di Pilkada Kabupaten Sambas. Masyarakat pun semakin mengenal siapa saja yang berpotensi untuk maju dan diharapkan dapat membangun Sambas lebih baik ke depannya.

Di sisi lain, KPUD Kabupaten Sambas telah melaksanakan sejumlah proses mulai dari pembentukan petugas penyelenggara hingga tingkat bawah dan tahapan yang harus dilalui sebagaimana ketentuan yang sudah diatur dalam Undang - Undang.

Pengamat Politik Sambas, Hidayat mengatakan bahwa Pilkada Sambas sudah berjalan dan hampir mendekati kepastian terutama siapa saja yang lolos bertarung merebut hati rakyat.

Namun untuk pastinya tentu bakal calon yang bisa maju dapat dilihat pada pendaftaran dan penetapan calon pada September 2020.

Ia memaparkan bahwa saat ini terdapat bakal calon yang dipastikan berpeluang dan bisa maju. Namun tentu proses dinamika politik tentu dinamis dan sangat mengalir, strategi dan peluang akan dibaca oleh bakal calon atau partai pengusung agar bisa menang.

Untuk syarat minimal dukungan partai politik di Pilkada Sambas adalah 9 kursi di DPRD setempat, dan sebagian sudah mendapat "tiket" dan tinggal menunggu hari pendaftaran jika tidak ada perubahan.

Pasangan pertama yang saat sudah menjadi perhatian publik yakni Helman Fachri - Darso. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Nasdem dan PDI Perjuangan. Dua partai pengusung tersebut masing - masing memiliki 5 kursi di DPRD Sambas. Artinya, syarat minimal jumlah kursi pengusung bisa dilewati.

Helman Fachri sudah mengantongi SK penunjang untuk maju sebagai bakal calon bupati dari DPP Nasdem. Sementara Darso, dengan bekal rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan, akan menjadi kunci kepastian pasangan tersebut.

Untuk pasangan selanjutnya, Heroaldi Juliarti Alwi dan Rubaeti Erlita. Pasangan ini sudah mendekati kepastian hanya menunggu deklarasi secara resmi sebab Rubaeti juga harus mengantongi SK DPP Golkar. Sementara Heroaldi sudah mengantongi SK DPP PKB. Partai PKB di Sambas saat ini memiliki 4 kursi dan Golkar sendiri memiliki 5 di DPRD Sambas. Artinya dengan diusung dua partai tersebut maka dipastikan bisa maju ke tahapan pendaftaran.

Pasangan yang berpeluang selanjutnya, Satono - Fahrur Rofi. Saat ini pasangan tersebut sudah mengantongi SK DPP PAN. PAN sendiri memiliki 4 kursi di DPRD Sambas. Hanya saja tinggal menunggu satu partai besar lagi yakni Gerindra. Jika Gerindra dengan jumlah kursi 7 berlabuh kepada pasangan Satono- Rofi maka dipastikan pasangan ini juga akan ikut berlenggang dalam Pilkada Sambas 2020.

Pasangan selanjutnya adalah petahana, Atbah Romin Suhaili – Hairiah. Pasangan ini sudah dipastikan mempunyai kursi yang cukup untuk diusung sebab sudah mengantongi SK DPP PKS, PPP, Demokrat dan Hanura, dengan total jumlah 12 kursi.

Hidayat memperkirakan, dengan formulasi tersebut, maka maksimal akan ada empat pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas yang berlaga di pesta demokrasi tahun ini. Ini sesuai perkiraannya pada Februari lalu.

Sebaran Basis
Terkait sebaran kekuatan politik dan dukungan serta sumber daya yang ada, Hidayat menilai sebetulnya masing - masing mempunyai basis tersendiri baik dari segmentasi pemilih baik menurut usia, pendidikan, demografi, jenis kelamin, profesi maupun lainnya.

Pasangan Helman – Darso mungkin dari segmen pemilih ideologis PDI Perjuangan dan Ormas Muhammadiyah serta kalangan intelektual. Hal itu karena Darso memang kader partai PDI Perjuangan dan Helman akademisi dan saat ini sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Heroaldi – Rubeiti, kemungkinan ini dari kalangan pemilih atau simpatisan eks bupati periode 2011-2015, dr. Juliarti. Heroaldi adalah adik kandung Juliarti. Heroaldi maju dan segmen pemilih PKB. Kemudian keluarga besar dan pendukung Golkar sebab Rubaeiti adalah istri dari petinggi Golkar Provinsi Kalbar dan ia juga mantan Anggota DPD RI.

Satono- Rofi, yang dibingkai sebagai representasi kaum milenial. Rofi adalah anak dari Burhanuddin A Rasyid, Bupati Sambas dua periode (2002-2011).

Selanjutnya pasangan, Atbah-Hairiah sebagai petahana tentu juga sudah mempunyai jaringan dan mesin politik yang kuat. Itu terbukti dari berbagai lembaga survei masih mengunggulkan pasangan petahana tersebut. Hal itu juga cukup rasional sebab sang petahana sudah sangat dikenal dan diterima oleh seluruh kalangan dan lapisan masyarakat.

Inovatif kreatif
Hidayat memprediksikan jika melihat situasi seperti ini maka tidak berlebihan kiranya prediksi keunggulan dalam pilkada nanti adalah pada pihak petahana.

Hal itu beralasan karena para penantang calon petahana dengan waktu kurang lebih 3 bulan untuk pemilihan perlu kerja keras dalam hal mencari formulasi untuk memperkenalkan diri dan mendapat penerimaan dari masyarakat. Pada sisi lain konsep banding program yang ditawarkan kepada masyarakat berupa program riil dan terukur juga menjadi catatan penting sebagai evaluasi dari kinerja sebelumnya.

Hal penting yang perlu dipikirkan calon, siapapun nantinya yang lolos adalah terkait dengan partisipasi pemilih di mana pra dan pasca COVID-19 preferensi masyarakat jauh berbeda, model kampanye dan sosialisasi jika masih menggunakan kampanye hitam maka calon akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Masih di tengah pandemi COVID-19, sarannya semua calon harus punya tim IT dan media yang inovatif kreatif. Visualisasi dalam bentuk tulisan, gambar dan video pendek terhadap figur pasangan, visi misi, program kerja, "tagline" serta hal hal lainnya yang provokatif positif dalam menggerakkan segala elemen kekuatan harus diperhatikan.

Jika tidak, lanjut dia, sulit untuk menaklukkan petahana yang suka atau tidak cukup diuntungkan dengan kondisi pandemi ini.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020