Bank Indonesia menyatakan pemasangan gambar Jembatan Youtefa pada pecahan uang khusus baru Rp75.000 merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan pembangunan infrastruktur di Papua.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan Jembatan Youtefa saat ini merupakan salah satu bangunan dengan daya tarik tersendiri di Papua.
"Keberhasilan pembangunan infrastruktur ini bukan saja terpusat di Pulau Jawa saja, namun juga sampai ke timur Indonesia yakni Papua," katanya.
Menurut Naek, filosofi gambar tersebut adalah, konektivitas yang terwujud dengan adanya jembatan, yang bermanfaat untuk mempermudah mobilitas masyarakat, khususnya yang berada di Kota Jayapura dan sekitarnya.
"Selain menampilkan Jembatan Youtefa pada pecahan uang baru Rp75.000 tersebut, salah satu bentuk apresiasi lain dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan adalah tampilnya anak-anak muda Papua dengan memakai pakaian adat," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini menunjukkan generasi muda dari timur hingga barat, kedepannya akan menjadi generasi emas Indonesia.
Sekadar diketahui, Jembatan Youtefa adalah jembatan di atas Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Provinsi Papua yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi.
Jembatan sepanjang 732 meter dengan lebar 21 meter ini, merupakan jembatan tipe pelengkung baja yang dapat memperpendek jarak dan waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Distrik Muara Tami dan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw daerah perbatasan Indonesia – Papua Nugini.
Sebelum jembatan ini dibangun, perjalanan dari kawasan pemerintahan menuju Distrik Muara Tami menempuh jarak sejauh 35 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Namun, bila melewati Jembatan Youtefa maka jaraknya menjadi sekitar 12 km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
Peletakan batu pertama Jembatan Youtefa dilakukan pada Mei 2015 dan diresmikan pada 28 Oktober 2019 oleh Presiden Joko Widodo di mana pembangunan jembatan tersebut menghabiskan biaya Rp1,8 triliun dan dikerjakan oleh konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, Tbk PT Hutama Karya (persero), dan PT Nindya Karya (persero).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan Jembatan Youtefa saat ini merupakan salah satu bangunan dengan daya tarik tersendiri di Papua.
"Keberhasilan pembangunan infrastruktur ini bukan saja terpusat di Pulau Jawa saja, namun juga sampai ke timur Indonesia yakni Papua," katanya.
Menurut Naek, filosofi gambar tersebut adalah, konektivitas yang terwujud dengan adanya jembatan, yang bermanfaat untuk mempermudah mobilitas masyarakat, khususnya yang berada di Kota Jayapura dan sekitarnya.
"Selain menampilkan Jembatan Youtefa pada pecahan uang baru Rp75.000 tersebut, salah satu bentuk apresiasi lain dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan adalah tampilnya anak-anak muda Papua dengan memakai pakaian adat," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini menunjukkan generasi muda dari timur hingga barat, kedepannya akan menjadi generasi emas Indonesia.
Sekadar diketahui, Jembatan Youtefa adalah jembatan di atas Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Provinsi Papua yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi.
Jembatan sepanjang 732 meter dengan lebar 21 meter ini, merupakan jembatan tipe pelengkung baja yang dapat memperpendek jarak dan waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Distrik Muara Tami dan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw daerah perbatasan Indonesia – Papua Nugini.
Sebelum jembatan ini dibangun, perjalanan dari kawasan pemerintahan menuju Distrik Muara Tami menempuh jarak sejauh 35 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Namun, bila melewati Jembatan Youtefa maka jaraknya menjadi sekitar 12 km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
Peletakan batu pertama Jembatan Youtefa dilakukan pada Mei 2015 dan diresmikan pada 28 Oktober 2019 oleh Presiden Joko Widodo di mana pembangunan jembatan tersebut menghabiskan biaya Rp1,8 triliun dan dikerjakan oleh konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, Tbk PT Hutama Karya (persero), dan PT Nindya Karya (persero).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020