Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu mengatakan pihaknya telah menutup sementara operasional Puskesmas Purnama, Kecamatan Pontianak Selatan, menyusul ada dua stafnya positif COVID-19.
"Penutupan operasional Puskesmas Purnama itu kami lakukan untuk sterilisasi semua ruangan, sementara semua petugasnya akan kami lakukan tes usap," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, tes usap terhadap seluruh staf dan petugas di Puskesmas Purnama itu rencananya akan dilakukan, Sabtu besok (22/8).
"Data Dinkes Provinsi Kalbar, khusus Kota Pontianak mengalami tambahan sebanyak tujuh kasus positif, dua di antaranya staf Puskesmas Purnama, sisanya ada dari transmisi lokal dan Kartika Husada," ungkapnya.
Menurut dia, semua yang kontak erat dengan ketujuh orang tersebut akan di-tracing dan dilakukan tes usap. "Sementara bagi tujuh penderita itu dilakukan isolasi, baik mandiri maupun di Rumah Isolasi Rusunawa Pontianak," kata Sidiq.
Sementara itu, Kadinkes Provinsi Kalbar, Harisson mengatakan sampai hari ini jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di daerah itu bertambah menjadi 500 kasus.
"Sampai dengan tanggal 20 Agustus kemarin, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kalbar sebanyak 471 kasus konfirmasi dimana dari jumlah tersebut ada 424 orang yang sembuh dan 4 orang yang meninggal. Namun hari ini kembali terdapat tambahan 29 kasus, sehingga totalnya menjadi 500 kasus," ungkapnya.
Harisson merincikan dari 29 penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 tersebut terdapat di Kubu Raya 10 orang, Pontianak tujuh orang, Sambas enam orang dan kasus yang berasal dari luar daerah Kalimantan Barat sebanyak enam orang.
Melihat perkembangan kasus yang ada di mana terjadi perubahan status pada peta penyebarluasan COVID-19 di beberapa daerah, pihaknya meminta agar Pemda bisa benar-benar serius menanggapi kasus di daerahnya.
Dia mencontohkan, Kabupaten Mempawah yang awalnya berada di zona hijau, jika tidak ditanggulangi dengan cepat, bisa potensi jadi zona merah.
Pasalnya, kata dia, baru dilakukan pemeriksaan pada satu sekolah, sudah ada delapan kasus dan kedelapannya merupakan guru.
"Untuk itu, kami minta agar pemerintah Kabupaten Mempawah harus ekstra hati-hati terus melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk pelaksanaan protokol kesehatan. Kalau sampai lengah bisa menjadi oranye atau merah," kata Harisson.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Penutupan operasional Puskesmas Purnama itu kami lakukan untuk sterilisasi semua ruangan, sementara semua petugasnya akan kami lakukan tes usap," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, tes usap terhadap seluruh staf dan petugas di Puskesmas Purnama itu rencananya akan dilakukan, Sabtu besok (22/8).
"Data Dinkes Provinsi Kalbar, khusus Kota Pontianak mengalami tambahan sebanyak tujuh kasus positif, dua di antaranya staf Puskesmas Purnama, sisanya ada dari transmisi lokal dan Kartika Husada," ungkapnya.
Menurut dia, semua yang kontak erat dengan ketujuh orang tersebut akan di-tracing dan dilakukan tes usap. "Sementara bagi tujuh penderita itu dilakukan isolasi, baik mandiri maupun di Rumah Isolasi Rusunawa Pontianak," kata Sidiq.
Sementara itu, Kadinkes Provinsi Kalbar, Harisson mengatakan sampai hari ini jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di daerah itu bertambah menjadi 500 kasus.
"Sampai dengan tanggal 20 Agustus kemarin, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kalbar sebanyak 471 kasus konfirmasi dimana dari jumlah tersebut ada 424 orang yang sembuh dan 4 orang yang meninggal. Namun hari ini kembali terdapat tambahan 29 kasus, sehingga totalnya menjadi 500 kasus," ungkapnya.
Harisson merincikan dari 29 penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 tersebut terdapat di Kubu Raya 10 orang, Pontianak tujuh orang, Sambas enam orang dan kasus yang berasal dari luar daerah Kalimantan Barat sebanyak enam orang.
Melihat perkembangan kasus yang ada di mana terjadi perubahan status pada peta penyebarluasan COVID-19 di beberapa daerah, pihaknya meminta agar Pemda bisa benar-benar serius menanggapi kasus di daerahnya.
Dia mencontohkan, Kabupaten Mempawah yang awalnya berada di zona hijau, jika tidak ditanggulangi dengan cepat, bisa potensi jadi zona merah.
Pasalnya, kata dia, baru dilakukan pemeriksaan pada satu sekolah, sudah ada delapan kasus dan kedelapannya merupakan guru.
"Untuk itu, kami minta agar pemerintah Kabupaten Mempawah harus ekstra hati-hati terus melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk pelaksanaan protokol kesehatan. Kalau sampai lengah bisa menjadi oranye atau merah," kata Harisson.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020