Pontianak (ANTARA) - Dinas kesehatan Kalimantan Barat mengadakan obrolan terkait "Merekam Pandemi COVID-19 di Wuhan, China" secara daring melalui siaran langsung di youtube, Instagram, dan Facebook pukul 09.00 hingga 10.00.
Bincang ini diikuti oleh M. Irfan ilmie, penulis buku “Bertahan di Wuhan” dan Teguh Imam Wibowo, Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Kalbar serta dipandu oleh Indah Puspasari.
"Pertama kalinya kebijakan untuk menutup seisi kota dilakukan di Wuhan karena pandemi COVID-19 bahkan orang-orang yang berkaitan dengan Wuhan sudah dilacak," kata M. Ifran Ilmie, Jumat.
Dia juga menjelaskan saat 8 April 2020 di Wuhan sempat menunjukkan 0 kasus COVID-19 dan Kota mulai dibuka kembali meskipun setelah itu ada lojakan baru lagi.
"Sekarang di China, setiap kota telah menyiapkan kartu kesehatan sehingga saat berpergian kita menunjukkan kartu tersebut dan bukti telah vaksin," kata dia.
Dia juga menambahkan biaya untuk melakukan vaksin COVID-19 di Wuhan sekitar Rp200.000 per dosis sedangkan untuk penduduk asli sebesar Rp100.000 per dosis.
"Berbeda dengan Indonesia bahwa syarat dalam penerbangan harus sudah vaksin sedangkan di China memiliki 3 kategori sehingga syaratnya tidak selalu sama tergantung keadaan kasus pada daerah tersebut," jelasnya.
Dalam perbincangan tersebut, Teguh Imam Wibowo, Kepala Biro Antara Kalbar menyampaikan pada Berita Antara lebih fokus terhadap berita yang informatif, namun apabila hanya dengan angka pembaca dapat bosan sehingga kita juga membuat berita yang dapat memotivasi.
“Kita ingin masyarakat dapat memahami bahwa kita bisa melewati masa-masa pandemi yang sulit ini, makanya kita angkat berita dari orang-orang yang tetap bersinar atau berhasil meskipun dalam situasi pandemi,” kata dia, Jumat.
Dia juga menambahkan bahwa pihak ANTARA di tiap daerah memiliki rider COVID-19 yang akan membantu dan mengarahkan kita ketika terjangkit COVID-19 dan dari sisi eksternal kita mendukung serta mengikuti kebijakan dari pemerintah.