Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar pelatihan agar warga dapat menjadi pengelola wisata bahari yang andal dalam rangka menjaga  kelestarian alam sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem.

"Program pengembangan Desa Wisata Bahari merupakan kebijakan KKP dalam mengembangkan wisata bahari berbasis keberlanjutan ekosistem dan masyarakat lokal, dengan memberikan peluang bagi desa untuk mengembangkan desa dengan potensi wisata yang dimilikinya," kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Aryo Hanggono dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Sebanyak 35 warga desa yang berasal dari beberapa kabupaten di Provinsi NTB yaitu di Lombok, Bima dan Sumbawa disiapkan untuk menjadi pengelola wisata bahari yang kompeten melalui kegiatan bimbingan teknis pengelolaan wisata bahari, 24 Agustus 2020.

Baca juga: Obyek wisata Danau Laet Sanggau ramai pengunjung saat libur

Menurut dia, ini perlu dilakukan mengingat pengelolaan wisata bahari yang baik dapat memberikan nilai tambah ekonomi dari adanya jasa-jasa lingkungan ekosistem atau budaya pesisir yang ada, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan, Mitahul Huda menyampaikan bahwa melalui kegiatan bimbingan teknis pengelola Dewi Bahari KKP lebih menitik-beratkan pada pengelolaan kawasan wisata, penguatan kelembagaan dan digital promotion untuk ekoeduwisata bahari.

Baca juga: 584 destinasi wisata Kalbar belum tergali dengan baik

Ia memaparkan bahwa wisata bahari bukan saja sebagai usaha untuk meningkatkan ekonomi, namun juga sekaligus sebagai pelestarian alam guna menjaga keberlanjutan ekosistem.

”Kegiatan ini akan menjadi bekal bagi pengelola wisata bahari ke arah yang lebih baik dengan tetap menitik- beratkan pada keberlanjutan ekosistem," tutur Huda.

Huda menekankan kepada para pengelola wisata bahari untuk dapat melihat langsung kondisi ekosistem yang mengalami degradasi dari tahun ke tahun agar menjadikan semangat para pengelola wisata untuk semakin peduli, mensosialisasikan pada wisatawan agar menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.

Baca juga: Cara aman berwisata di masa adaptasi kebiasaan baru

Pemberian materi bukan saja dilaksanakan dalam kelas, lanjutnya,tetapi peserta diajak melihat langsung kondisi ekosistem kelautan di perairan Lombok Timur guna pendataan ekosistem terumbu karang.

"Dengan ekosistem yang terus berkelanjutan dan lestari, secara otomatis akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, melalui pengembangan potensi lokal dari masing-masing desa wisata bahari yang dimiliki," ucapnya.

Baca juga: Libur panjang Idul Adha, pengunjung antre berjam-jam ke Pantai Jawai
Baca juga: Pengunjung obyek wisata Pantai Pulau Datok Kayong Utara alami penurunan
Baca juga: Kawasan Mangrove Pantai Tanjung Burung Mempawah destinasi wisata baru
 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020