Seorang warga Kecamatan Badau, daerah perbatasan Indonesia - Malaysia, wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rinto merasa yakin jika virus COVID - 19 itu tidak pernah ada, bahkan pria berusia 32 tahun tersebut juga nekad melakukan foto bersama dengan pasien yang dinyatakan positif COVID - 19 berdasarkan hasil swab oleh petugas kesehatan setempat.

"Saya kasian dengan warga Badau yang di nyatakan positif COVID - 19 dan di kucilkan warga, bahkan sempat mau di hukum adat sebesar Rp4 juta karena dianggap mengotori nama Badau, saya tidak mau itu terjadi dan saya buktikan yang dianggap positif COVID - 19 baik - baik saja, makanya saya datangi rumah mereka foto bersama dan ngobrol sama mereka," kata Rinto, menghubungi ANTARA, di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis.

Disampaikan Rinto, rasa tidak percaya nya terhadap wabah COVID - 19, karena memang sejumlah warga yang sudah dinyatakan positif masih dalam keadaan sehat - sehat saja.

Baca juga: Bupati Rokan Hilir positif COVID-19
Baca juga: Dwayne "The Rock" Johnson positif COVID-19

Jika pun ada penyakit, kata Rinto merupakan penyakit yang di derita ada sebelum wabah COVID - 19, tentu itu membuat tanda tanya kami selaku masyarakat virus corona.

" Saya berharap petugas kesehatan juga bisa jeli melihat riwayat penyakit warga, apakah itu karena COVID - 19 atau memang karena penyakit itu memang sudah ada," kata Rinto.

Dikatakan Rinto, akibat dari dinyatakannya ada warga Badau yang positif COVID - 19 sangat berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat dari berbagai bidang.

" Kami minta tolong penjelasan petugas kesehatan dan bersihkan nama Badau, sebagai masyarakat awam terkait medis kami memang tidak tahu, tetapi memang fakta di tengah masyarakat rasa - rasanya COVID - 19 itu tidak masuk akal" kata Rinto.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Kapuas Hulu,  Nazaruddin mengatakan pasien meninggal dunia akibat COVID - 19 di Indonesia ini di dominasi oleh mereka yang memiliki penyakit penyerta. Analisis sudah keluar, ternyata yang meninggal mereka yang memiliki penyakit penyerta. Orang-orang dengan penyakit ginjal risikonya saat ini sangat tinggi sekali terinfeksi dan fatalitas tinggi.

Selain itu, penyakit yang berhubungan dengan imunitas, seperti HIV dan lupus, juga memiliki risiko yang tinggi terkena COVID - 19, termasuk penyakit jantung  dan Diabetes Melitus yang merupakan penyakit penyerta berbahaya bagi COVID - 19.

Menurut Nazaruddin, meski pun penyakit - penyakit tersebut kerap diidap oleh orang lanjut usia (lansia), tetapi tidak menutup kemungkinan mereka yang masih muda juga berpotensi terkena sehingga mudah terpapar COVID - 19.

" Lindungi diri anda dan orang lain di sekitar anda dengan mengetahui fakta - fakta terkait virus ini dan mengambil langkah pencegahan yang sesuai, boleh - boleh saja kalau mau berfoto bersama dengan pasien COVID - 19, asalkan menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak, intinya protokol kesehatan harus selalu diterapkan," ucap Nazaruddin.

Ia pun tetap mengimbau masyarakat jangan meremehkan penyakit tersebut, karena siapa pun bisa saja tertular COVID - 19, selain itu bagi pasien COVID - 19 jangan sampai di kucilkan, tetapi diberikan suport tanpa menyudutkan warga yang terkonfirmasi positif COVID - 19.

Baca juga: 32 orang di Kapuas Hulu sembuh dari COVID-19
Baca juga: Satu keluarga di Badau batas Indonesia - Malaysia positif COVID - 19
Baca juga: Bakal pasangan calon wajib menjalani swab sebelum mendaftar ke KPU
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020