Wakil BUpati Sekadau Aloysius, M.Si didampingi isteri Ny. Vixtima Heri Supriyanti Aloysius, M.Si meresmikan empat rumah gizi di kecamatan Belitang Hulu.
Disamping meresmikan rumah gizi, Wakil Bupati Sekadau Aloysius juga dalam kesempatan itu menyerahkan langsung piagam hibah kepada empat kepala desa secara simbolis di Desa Sebetung Kecamatan Belitang Hulu.
Empat Desa tersebut adalah desa Balai Sepuak, desa Sebetung, desa Terduk Dampak dan desa Mengaret.
Kades Sebetung Ahmad Eka Setiawan, SP dalam sambutannya mengatakan ada banya perubahan di desa sebetung, misalnya di sungai tebelian, yang dulu belum punya gedung sekolah dasar, sekarang sudah ada gedung sd.
“Dulu Desa Sebetung masih desa tertinggal, sekarang mulai tahun 2019 naik peringkat menjadi desa berkembang. Bukan hanya itu, di bidang kesehatan dan pembangunan lainnya sudah banyak masuk di Desa Sebetung. Misalnya pembangunan gereja. Tidak ada satu pun pembangunan rumah ibadah gereja yang tidak dibantu oleh pemerintah kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Sementara itu Camat Belitang Hulu Yohanes Dempek, S,Sos berharap kepada semua desa yang telah mendirikan rumah gizi, tingkat kesehatan gizi dapat meningkat.
“Terima kasih kepada bapak bupati dan bapak wakil bupati Sekadau yang terus memberikan dukungan dan perhatian untuk kecamatan Belitang Hulu,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau Vixtima Heri Supriyanti, A.Md dalam sambutannya menyampaikan rumah gizi ini dibangun untuk membentuk generasi muda yang sehat.
Gedung gizi ini adalah salah satu bentuk perhatian pemerintah kabupaten Sekadau di bidang kesehatan melalui dinas kesehatan akan kualitas kesehatan generasi penerus di kabupaten Sekadau.
“Mohon ibu ibu untuk memperhatikan rumah gizi ini, bisa tanam dengan sayuran yang mungkin nanti bisa kita olah untuk makanan tambahan anak anak. jadi tolong dimanfaatkan halaman rumah ini agar asri dan memberikan manfaat,” ujarnya.
Sementara itu sambutan Plt kepala dinas kesehatan Hendri Alpius, S.Kep, ME mengatakan Pembangunan Pos gizi di Kabupaten Sekadau bertujuan untuk upaya percepatan penurunan stunting dengan pelibatan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang dibantu oleh bidan desa dan dibina oleh puskesmas setempat, sehingga nantinya ke depan pos gizi ini bisa dilaksanakan sebagai proyek inovasi desa maupun proyek inovasi puskesmas. Kadernya nanti diberi pelatihan.
Pos gizi dibangun dengan tujuan untuk peningkatan derajat gizi dan penurunan stunting berbasis masyarakat yang memiliki beberapa cakupan kegiatan diantaranya penimbangan anak bayi balita pendidikan kesehatan bagi kader posyandu dan pola asuh.
Menurutnya ini merupakan salah satu program yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten Sekadau dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau adalah melalui pembangunan pos gizi.
Lebih jauh dikatakan Hendri, rencana strategis dinas kesehatan, PP dan KB Kabupaten Sekadau meliputi penurunan angka stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan supelen epideomologi dan deteksi dini penyakit serta peningkatan penanggulangan luar biasa akibat wabah
kemudian peningkatan cakupan imunisasi dan peningkatan manajemen mutu bauk kualitas maupun kuantitas bagi tenaga kesehatan serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan.
Dijelaskan Hendri, stanting yang kita kenal anak yang bertubuh kerdil merupakan suatu indikasi kurangnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun secara kualitas yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa dalam kandungan.
Dampak dari pada anak stanting adalah pertumbuhan atau perkembangannya terhambat, penurunan fungsi otak dan penurunan kekebalan tubuh sehingga anak akan mudah sakit kemudian kalau sudah dewasa akan terjadi penyakit yang sifatnya generatif.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Di indonesia hasil penelitian di bidang kesehatan bahwa 30,8 persen, anak indonesia masih stanting.
Artinya apa, setiap 3 anak di indonesia pasti ada 1 diantaranya yang stanting. Masih diambang batas yang disarankan WHO yaitu 20 persen.
Untuk Kalimantan Barat balita stunting berkisar antara 36 persen.
Untuk kabupaten Sekadau, tahun 2013 angka stunting di Kabupaten Sekadau 44 persen, kemudian tahun 2017, 39, 2 persen, tahun 2018, 32 persen, dan tahun 2019 30,9 persen, berati ada penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau.
Namun ini merupakan suatu tantangan bagi dinas kesehatan Kabupaten Sekadau, maka langkah strategis yang dilakukan oleh dinas kesehatan adalah perbaikan gizi bagi anak stunting..
Sementara itu Sambutan Wakil Bupati Sekadau Aloysius, SH, M.Si memberikan apresiasi dan penghargaan kepada dinas kesehatan karena telah membuat terobosan baru dalam penanganan stunting yakni salah satunya melalui pembangunan pos gizi.
“Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh dinas kesehatan dalam rangka penanganan masalah stunting di kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Dikatakan Wakil Bupati, untuk tahap pertama membangun 25 pos gizi yang tersebar di 7 kecamatan. “Ada 25 post gizi yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Sekadau.
Ke depan desa-desa yang menjadi tolak ukur mendapat rumah gizi akan kita bangun. kalau bisa setiap tahun rumah gizi bagi akan kita bangun dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau.
“Hari ini secara simbolis kita menyerahkan 4 pos gizi di wilayah kecamatan belitang Hulu, yaitu desa balai sepuak, sebetung, terduk dampak dan mengaret. Hari Sabtu 12 september kami kana meresmikan kembali dan menerahkan 6 pos gizi untuk wilayah kecamatan belitang. Di nanga taman secara simblis kita juga akan serahkan bersamaan dengan kecamatan sekadau hulu dan kecamatan nanga mahap,” ujarnya.
Menutup sambutannya Wakil Bupati Aloysius berharap dengan telah dibangunnya post gizi ini kasus stanting di kabupaten sekadau bisa ditangani lebih baik lagi.
“kita berharap kasus stanting dan gizi buruk dapat ditangani atau paling tidak dicegah, target kita angka stanting bisa turun dari 30,9 persen bisa 25 persen bahkan sampai zero, termasuk juga untuk angka kematian ibu dan anak menjadi perhatian kita bersama. Semua elemen masyarakat bisa terlibat untuk penurunan angka stanting bisa bekerja sama dengan kades posyandu dan desa untuk. Dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat saya yakin kasus ini dapat sama-sama kita atasi.,” harap Wakil Bupati
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Disamping meresmikan rumah gizi, Wakil Bupati Sekadau Aloysius juga dalam kesempatan itu menyerahkan langsung piagam hibah kepada empat kepala desa secara simbolis di Desa Sebetung Kecamatan Belitang Hulu.
Empat Desa tersebut adalah desa Balai Sepuak, desa Sebetung, desa Terduk Dampak dan desa Mengaret.
Kades Sebetung Ahmad Eka Setiawan, SP dalam sambutannya mengatakan ada banya perubahan di desa sebetung, misalnya di sungai tebelian, yang dulu belum punya gedung sekolah dasar, sekarang sudah ada gedung sd.
“Dulu Desa Sebetung masih desa tertinggal, sekarang mulai tahun 2019 naik peringkat menjadi desa berkembang. Bukan hanya itu, di bidang kesehatan dan pembangunan lainnya sudah banyak masuk di Desa Sebetung. Misalnya pembangunan gereja. Tidak ada satu pun pembangunan rumah ibadah gereja yang tidak dibantu oleh pemerintah kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Sementara itu Camat Belitang Hulu Yohanes Dempek, S,Sos berharap kepada semua desa yang telah mendirikan rumah gizi, tingkat kesehatan gizi dapat meningkat.
“Terima kasih kepada bapak bupati dan bapak wakil bupati Sekadau yang terus memberikan dukungan dan perhatian untuk kecamatan Belitang Hulu,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau Vixtima Heri Supriyanti, A.Md dalam sambutannya menyampaikan rumah gizi ini dibangun untuk membentuk generasi muda yang sehat.
Gedung gizi ini adalah salah satu bentuk perhatian pemerintah kabupaten Sekadau di bidang kesehatan melalui dinas kesehatan akan kualitas kesehatan generasi penerus di kabupaten Sekadau.
“Mohon ibu ibu untuk memperhatikan rumah gizi ini, bisa tanam dengan sayuran yang mungkin nanti bisa kita olah untuk makanan tambahan anak anak. jadi tolong dimanfaatkan halaman rumah ini agar asri dan memberikan manfaat,” ujarnya.
Sementara itu sambutan Plt kepala dinas kesehatan Hendri Alpius, S.Kep, ME mengatakan Pembangunan Pos gizi di Kabupaten Sekadau bertujuan untuk upaya percepatan penurunan stunting dengan pelibatan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang dibantu oleh bidan desa dan dibina oleh puskesmas setempat, sehingga nantinya ke depan pos gizi ini bisa dilaksanakan sebagai proyek inovasi desa maupun proyek inovasi puskesmas. Kadernya nanti diberi pelatihan.
Pos gizi dibangun dengan tujuan untuk peningkatan derajat gizi dan penurunan stunting berbasis masyarakat yang memiliki beberapa cakupan kegiatan diantaranya penimbangan anak bayi balita pendidikan kesehatan bagi kader posyandu dan pola asuh.
Menurutnya ini merupakan salah satu program yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten Sekadau dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau adalah melalui pembangunan pos gizi.
Lebih jauh dikatakan Hendri, rencana strategis dinas kesehatan, PP dan KB Kabupaten Sekadau meliputi penurunan angka stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan supelen epideomologi dan deteksi dini penyakit serta peningkatan penanggulangan luar biasa akibat wabah
kemudian peningkatan cakupan imunisasi dan peningkatan manajemen mutu bauk kualitas maupun kuantitas bagi tenaga kesehatan serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan.
Dijelaskan Hendri, stanting yang kita kenal anak yang bertubuh kerdil merupakan suatu indikasi kurangnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun secara kualitas yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa dalam kandungan.
Dampak dari pada anak stanting adalah pertumbuhan atau perkembangannya terhambat, penurunan fungsi otak dan penurunan kekebalan tubuh sehingga anak akan mudah sakit kemudian kalau sudah dewasa akan terjadi penyakit yang sifatnya generatif.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Di indonesia hasil penelitian di bidang kesehatan bahwa 30,8 persen, anak indonesia masih stanting.
Artinya apa, setiap 3 anak di indonesia pasti ada 1 diantaranya yang stanting. Masih diambang batas yang disarankan WHO yaitu 20 persen.
Untuk Kalimantan Barat balita stunting berkisar antara 36 persen.
Untuk kabupaten Sekadau, tahun 2013 angka stunting di Kabupaten Sekadau 44 persen, kemudian tahun 2017, 39, 2 persen, tahun 2018, 32 persen, dan tahun 2019 30,9 persen, berati ada penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau.
Namun ini merupakan suatu tantangan bagi dinas kesehatan Kabupaten Sekadau, maka langkah strategis yang dilakukan oleh dinas kesehatan adalah perbaikan gizi bagi anak stunting..
Sementara itu Sambutan Wakil Bupati Sekadau Aloysius, SH, M.Si memberikan apresiasi dan penghargaan kepada dinas kesehatan karena telah membuat terobosan baru dalam penanganan stunting yakni salah satunya melalui pembangunan pos gizi.
“Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh dinas kesehatan dalam rangka penanganan masalah stunting di kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Dikatakan Wakil Bupati, untuk tahap pertama membangun 25 pos gizi yang tersebar di 7 kecamatan. “Ada 25 post gizi yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Sekadau.
Ke depan desa-desa yang menjadi tolak ukur mendapat rumah gizi akan kita bangun. kalau bisa setiap tahun rumah gizi bagi akan kita bangun dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau.
“Hari ini secara simbolis kita menyerahkan 4 pos gizi di wilayah kecamatan belitang Hulu, yaitu desa balai sepuak, sebetung, terduk dampak dan mengaret. Hari Sabtu 12 september kami kana meresmikan kembali dan menerahkan 6 pos gizi untuk wilayah kecamatan belitang. Di nanga taman secara simblis kita juga akan serahkan bersamaan dengan kecamatan sekadau hulu dan kecamatan nanga mahap,” ujarnya.
Menutup sambutannya Wakil Bupati Aloysius berharap dengan telah dibangunnya post gizi ini kasus stanting di kabupaten sekadau bisa ditangani lebih baik lagi.
“kita berharap kasus stanting dan gizi buruk dapat ditangani atau paling tidak dicegah, target kita angka stanting bisa turun dari 30,9 persen bisa 25 persen bahkan sampai zero, termasuk juga untuk angka kematian ibu dan anak menjadi perhatian kita bersama. Semua elemen masyarakat bisa terlibat untuk penurunan angka stanting bisa bekerja sama dengan kades posyandu dan desa untuk. Dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat saya yakin kasus ini dapat sama-sama kita atasi.,” harap Wakil Bupati
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020