Ketua DPRD Kabupaten Kubu Raya Agus Sudarmansyah meminta Pemprov Kalimantan Barat untuk mempercepat pengeluaran hasil tes usap COVID-19 untuk memaksimalkan upaya pencegahan penularan virus tersebut.

"Kalau hasil tes-nya lama keluar, maka potensi masyarakat yang sudah terpapar dan dilakukan tes akan tetap berkeliaran di tengah kita. Ini tentu memperbesar potensi penularan di tengah masyarakat," kata Agus Sudarmansyah di Sungai Raya, Jumat.

Dia mencontohkan, dirinya yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 sebelumnya dilakukan tes usap pada tanggal 19 September dan hasilnya baru keluar tanggal 26 September.

"Dengan rentang waktu lebih dari 1 minggu, tentu membuat masyarakat yang telah melakukan tes usap menjadi cemas cukup lama. Selain berpotensi membuat sistem imun tubuh semakin menurun, hal itu juga bisa menyebabkan masyarakat nekat untuk keluar rumah dan berbaur dengan masyarakat, kan ini bahaya," katanya.

Agus menceritakan, dirinya merasa beruntung karena bisa sembuh dari virus tersebut. Setelah melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari terhitung sejak dinyatakan positif COVID-19, saat ini sudah sembuh dari COVID-19.

"Saya dinyatakan positif COVID-19 pada tanggal 14 September lalu dan Alhamdulillah pada hari ini saya sudah aman dan sembuh serta negatif dari COVID-19. Untuk klaster DPRD Kubu Raya terdapat 3 orang dinyatakan positif COVID-19 saat ini juga sudah dinyatakan sembuh dan kantor DPRD sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya," tuturnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kubu Raya itu menjelaskan, karena dirinya sudah pernah tertular COVID-19, untuk itu ia menyampaikan, wabah COVID-19 ini masih banyak yang meragukan kebenarannya, mulai dari tingkat desa sampai ke tingkat nasional. 

Ada yang menilai COVID-19 ini hanya sebuah lelucon dan upaya penggiringan kekhawatiran dan kepentingan tertentu dan sebagainya, bahkan dirinya sempat berfikiran seperti itu. Tapi setelah tertular, dirinya meyakini, COVID-19 itu ada dan nyata.

"Saya mulai terpapar dan merasakan gejala sejak hari Senin tanggal 14 September lalu dengan mengalami gejala-gejala seperti demam, batuk, pilek, tenggorokan kering, kurangnya nafsu makan dan badan terasa capek sekali. Mungkin pada saat itu saya sudah masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) karena saya sendiri tidak mengetahui kalau saya sudah OTG," katanya.

Menurutnya, gejala COVID-19 itu, demamnya beda dan rasanya berbeda dengan sakit biasanya. Namun, dirinya ingat pesan Bupati Muda Mahendrawan yang menyarankan untuk terus berpikiran positif dan jangan terlalu panik. 

"Nah fikiran positif itulah yang harus kita lakukan. Jangan sampai kita yang positif COVID-19, menjadi panik, maka penyakit lainnya juga akan ikut menyertainya. Mari kita semua mendoakan Wakil Bupati Sujiwo yang saat ini masih dalam tahap pemulihan agar bisa sembuh dan negatif dari COVID-19," katanya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020