Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan saat ini fasilitas penanganan pasien COVID-19 di RSUD Soedarso Pontianak sudah penuh.

"Saat ini terjadi peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit. Bahkan di gedung isolasi terpadu lantai 1, 2 dan 3 di RSUD dr Soedarso sudah terisi, begitu juga di ruangan isolasi yang memiliki fasilitas peralatan Non Infasive Ventilator dan alat Ventilator juga hampir penuh," kata Harisson di Pontianak, Sabtu.

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, saat ini RSUD dr Soedarso sedang menyiapkan beberapa ruangan tambahan dan ventilator tambahan.

Ia menegaskan bahwa sekarang ini terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Kasus-kasus dengan gejala sedang sampai berat dimana pasien memerlukan alat bantu pernafasan untuk menyuplai oksigen ke dalam paru-paru yaitu Non Infasive Ventilator maupun Ventilator .

"Sudarso sudah menambah lima ventilator untuk merawat pasien COVID-19 . Sedangkan untuk menjaga ketersediaan ruangan isolasi COVID-19, RS Sudarso akan menambah kapasitas ruangan untuk pasien yang dirawat dengan kasus COVID-19," tuturnya.

Terkait hal tersebut, ia mengimbau masyarakat untuk segera sadar dan terus waspada bahwa saat ini telah terjadi peningkatan kasus COVID-19 dengan gejala sedang sampai berat yang dirawat di rumah sakit RSUD Soedarso bahkan cenderung menjadi fatal atau menyebabkan kematian.

Kasus berat dan bahkan fatal adalah kasus yang terjadi pada pasien dengan komorbid seperti penyakit diabetes atau kencing manis, penyakit jantung, penyakit ginjal, Hipertensi yang tidak terkontrol serta asma dan lain lain.

"Penyakit komorbid ini berisiko dan dapat menyebabkan kematian pada pasien yang tertular covid-19. Bisa menjadi fatal dan dapat menyebabkan kematian," katanya.

Ia mengatakan mungkin saja pada anak muda atau dewasa muda tanpa komorbid yang tertular COVID-19 atau telah dinyatakan positif tidak menunjukkan gejala (OTG) atau asimtomatik, tetapi bila anak muda tersebut bertemu dengan yang orang yang berusia tua, usia yang rentan apalagi dengan orang yang memiliki komorbid maka apabila terjadi penularan ini akan dapat berakibat fatal.

"Maka yang tertular ini akan menderita COVID-19 dengan kondisi penyakit yang berat sehingga butuh perawatan khusus di rumah sakit, butuh alat bantuan pernafasan," kata Harisson.

Ia mengatakan bila masyarakat tidak kunjung sadar dan tidak terus berdisiplin menjaga agar tidak tertular dari COVID-19 maka penularan akan terus berlangsung yang menyebabkan peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit.

"Percayalah nanti kalau masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan maka rumah sakit kita akan penuh yang menyebabkan pelayanan perawatan terhadap pasien COVID-19 menjadi tidak optimal yang disebabkan oleh tidak seimbangnya antara pasien yang dirawat dengan jumlah dokter atau tenaga kesehatan yang merawat," katanya.

Ia mengatakan kalau rumah sakit sudah penuh maka akan ada pasien yang dirawat di koridor rumah sakit dan tentu saja ini tidak kita inginkan.

"Nantinya perawatan yang melebihi kapasitas tempat tidur rumah sakit akan menyebabkan kualitas layanan tidak optimal dan ini bearti pasien tidak dapat terlayani dengan baik," tuturnya.

Baca juga: PERSI : Isu "mengcovidkan" pasien runtuhkan ketulusan pelayanan nakes
Baca juga: Dinkes evaluasi rutin, ini sebaran pasien COVID-19 di Kalbar
Baca juga: Terjadi lonjakan besar, Kalbar ketambahan 80 kasus konfirmasi COVID-19
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020