Untuk tiba di Kecamatan Pulau Hanaut, material seperti semen, besi, pasir dan batu kerikil harus diangkut menggunakan kapal menyeberangi Sungai Mentaya yang lebarnya sekitar 1,2 kilometer. Di sinilah tantangan paling berat namun dengan segala upaya akhirnya material itu bisa tiba di Pulau Hanaut.
"Kondisi perairan Sungai Mentaya di Kecamatan Pulau Hanaut cukup bergelombang, sehingga bila tidak hati-hati kapal bisa oleng dan tenggelam. Yang tidak kalah menakutkan adalah perairan ini juga merupakan habitat buaya muara yang sangat ganas. Sepanjang tahun 2020 ini saja ada tiga kali serangan buaya muara di kawasan Sungai Mentaya," kata Dansatgas TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, Letkol Czi Akmad Safari, Senin.
Menurutnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat di Kecamatan Pulau Hanaut yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya sampai harus memasang jaring di sekeliling rumah mereka agar predator ganas tersebut tidak masuk ke kolong rumah.
Dandim juga mengatakan, sepuluh hari menjelang berakhirnya kegiatan TMMD Reguler ke-109 di Kecamatan Pulau Hanaut, saat ini material untuk mendirikan prasasti sudah mulai didistribusikan ke Kecamatan Pulau Hanaut.
"Kami sudah mulai melakukan pergeseran logistik untuk pembangunan prasasti TMMD le 109 di Kecamatan Pulau Hanaut," terang Dandim 1015/Spt.
Kapal yang membawa material untuk pembangunan prasasti TMMD akhirnya tiba di dermaga Desa Bapinang Hilir Kecamatan Pulau Hanaut, Minggu (11/10) siang.
"Namun perjuangan masih belum selesai, untuk memindahkan material tersebut ke atas dermaga juga perlu perjuangan, karena dilakukan secara manual," katanya.
Agar material itu sampai ke lokasi ujarnya menambahkan, anggota Satgas TMMD bersama masyarakat bahu membahu memindahkan material dari dalam kapal ke atas dermaga, "kemudian diangkut ke lokasi pembangunan prasasti yang letaknya cukup jauh dari dermaga tersebut," ujarnya.
Baca juga: Menuju lokasi kegiatan Satgas TMMD Kodim 1015/Spt gunakan perahu
Baca juga: TNI turun tangan distribusikan 100 ton beras bantuan banjir Kapuas Hulu
Baca juga: TMMD tingkatkan sosialisasi dengan masyarakat desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kondisi perairan Sungai Mentaya di Kecamatan Pulau Hanaut cukup bergelombang, sehingga bila tidak hati-hati kapal bisa oleng dan tenggelam. Yang tidak kalah menakutkan adalah perairan ini juga merupakan habitat buaya muara yang sangat ganas. Sepanjang tahun 2020 ini saja ada tiga kali serangan buaya muara di kawasan Sungai Mentaya," kata Dansatgas TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, Letkol Czi Akmad Safari, Senin.
Menurutnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat di Kecamatan Pulau Hanaut yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya sampai harus memasang jaring di sekeliling rumah mereka agar predator ganas tersebut tidak masuk ke kolong rumah.
Dandim juga mengatakan, sepuluh hari menjelang berakhirnya kegiatan TMMD Reguler ke-109 di Kecamatan Pulau Hanaut, saat ini material untuk mendirikan prasasti sudah mulai didistribusikan ke Kecamatan Pulau Hanaut.
"Kami sudah mulai melakukan pergeseran logistik untuk pembangunan prasasti TMMD le 109 di Kecamatan Pulau Hanaut," terang Dandim 1015/Spt.
Kapal yang membawa material untuk pembangunan prasasti TMMD akhirnya tiba di dermaga Desa Bapinang Hilir Kecamatan Pulau Hanaut, Minggu (11/10) siang.
"Namun perjuangan masih belum selesai, untuk memindahkan material tersebut ke atas dermaga juga perlu perjuangan, karena dilakukan secara manual," katanya.
Agar material itu sampai ke lokasi ujarnya menambahkan, anggota Satgas TMMD bersama masyarakat bahu membahu memindahkan material dari dalam kapal ke atas dermaga, "kemudian diangkut ke lokasi pembangunan prasasti yang letaknya cukup jauh dari dermaga tersebut," ujarnya.
Baca juga: Menuju lokasi kegiatan Satgas TMMD Kodim 1015/Spt gunakan perahu
Baca juga: TNI turun tangan distribusikan 100 ton beras bantuan banjir Kapuas Hulu
Baca juga: TMMD tingkatkan sosialisasi dengan masyarakat desa
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020