Indonesia masih tetap menjadi negara penghasil sekaligus eksportir utama sarang burung walet di dunia dan bahkan volume ekspornya terus meningkat walau ada pandemi COVID-19.
"Berdasarkan trademap tahun 2019, ekspor sarang burung walet Indonesia berkontribusi 48,16 persen dari total ekspor sarang burung walet dunia," ujar Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga di Deliserdang , Sabtu.
Dia yang didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, mengatakan itu usai acara pelepasan ekspor produk sarang burung walet produksi PT Ori Ginalnest Indonesia ke China.
Serta pelepasan ekspor produk berbasis singkong PT Alpha Gemilang Sejahtera ke Korea Selatan.
Menurut dia, volume ekspor sarang burung walet Indonesia juga tetap meningkat di tengah ada pandemi COVID-19.
Pada periode Januari-September 2020, volume ekspor sarang burung walet meningkat 34,45 persen dibandingkan periode sama 2019.
Volume ekspor sarang burung walet periode Januari-September 2019 masih sebesar 205,71 juta dolar AS, sedangkan periode sama 2020 menjadi 276,58 juta dolar AS.
Peningkatan ekspor sarang burung walet itu juga terjadi selama kurun waktu lima tahun sebelumnya atau periode 2015-2019 yakni sebesar 34,94 persen,
.
"Peningkatan ekspor sarang burung walet Indonesia menunjukkan masih besarnya potensi ekspor produk itu dan hal itu menjadi peluang besar bagi pengusaha," katanya.
Jerry mengakui, hingga saat ini, ekspor terbesar sarang burung walet Indonesia masih ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Namun, katanya, beberapa negara lainnya sudah menjadi pembeli sarang burung walet Indonesia.
CEO PT Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah, mengakui, volume ekspor sarang burung walet perusahaannya mengalami peningkatan sekitar 15 persen di masa pandemi COVID-19.
Pada Januari-Oktober 2019, ekspor sarang burung walet masih sebanyak 26,6 ton dan periode sama 2020 sebesar sudah 28 ton.
Selain ke China, katanya, ekspor sarang burung walet sudah menembus pasar Australia, Singapura, Eropa, Amerika Serikat dan Taiwan.
"Ke depannya, perusahaan akan mengekspor antara lain ke Jepang, Korea Selatan dan Kanada karena permintaan juga sudah ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020