Ida Haryati, Ketua Forum Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kota Pontianak mengatakan keberadaan forum UPPKS di Kota Pontianak menjadi tempat bagi para anggota untuk saling berbagi pengetahuan. Hal itu dilakukan kelompok yang baru mulai dan sudah berpengalaman. Sehingga trik-trik dalam memasarkan barang bisa di bagikan.
"Total UPPKS di Kota Pontianak ada 108 yang aktif, dari berbagai macam usaha mulai jajanan pasar, katering, menjahit, rias pengantin, salon dan lainnya," kata Ida Haryati di Pontianak, Rabu.
Dikatakanya dengan pembinaan dari BKKBN maka semangat yang sudah mulai redup bisa bangkit kembali. Selama ini pihaknya selalu mendapatkan bimbingan pengembangan usaha dari BKKBN.
"Melihat kondisi demikian maka ibu-ibu yang belum bergabung merasa ikut tertarik. Sehingga saat ini anggota UPPKS semakin banyak. Sekarang tanpa bantuan pun mungkin anggota UPPKS telah bisa mandiri," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Eli Kusnaeli mengatakan BKKBN dalam mendorong kemajuan kelompok UPPKS itu dengan memberi bantuan secara profesional. Sehingga modal tersebut bisa membantu usaha. Namun ada UPPKS yang memulai dengan modal sendiri. Begitu usahanya berkembang maka membutuhkan modal usaha tambahan.
Kemudian BKKBN akan menghubungkan kelompak UPPKS itu dengan mitra agar mendapatkan bantuan profesional secara mudah. Dan dengan bunga yang rendah serta standarisasi UMKM.
"Selain itu dari kami, UPPKS ini juga di hubungkan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan pendampingan pemasaran, teknik produksi dan lainnya. Jadi bantuannya adalah bunga rendah dan berbagai prioritas yang diberikan," katanya.
Eli mebambahkan, dalam keanggotaanya kelompok UPPKS bukan berarti hanya untuk keluarga yang memiliki anak dua akan tetapi melihat potensi. Jika dahulu keluarga memiliki anak hingga tujuh pada usia 45 tahun baru selesai tugas membesarkan anak.
Namun sekarang dengan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) maka ada potensi keluarga. Keluarga punya waktu luang untuk melakukan aktivitas lainnya.
"Jadi tidak berarti keanggotaan UPPKS itu hanya untuk akseptor yang punya anak satu atau dua. Namun anggotanya juga bisa dari para remaja yang punya keinginan untuk belajar usaha, bisa juga para lansia," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Total UPPKS di Kota Pontianak ada 108 yang aktif, dari berbagai macam usaha mulai jajanan pasar, katering, menjahit, rias pengantin, salon dan lainnya," kata Ida Haryati di Pontianak, Rabu.
Dikatakanya dengan pembinaan dari BKKBN maka semangat yang sudah mulai redup bisa bangkit kembali. Selama ini pihaknya selalu mendapatkan bimbingan pengembangan usaha dari BKKBN.
"Melihat kondisi demikian maka ibu-ibu yang belum bergabung merasa ikut tertarik. Sehingga saat ini anggota UPPKS semakin banyak. Sekarang tanpa bantuan pun mungkin anggota UPPKS telah bisa mandiri," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Eli Kusnaeli mengatakan BKKBN dalam mendorong kemajuan kelompok UPPKS itu dengan memberi bantuan secara profesional. Sehingga modal tersebut bisa membantu usaha. Namun ada UPPKS yang memulai dengan modal sendiri. Begitu usahanya berkembang maka membutuhkan modal usaha tambahan.
Kemudian BKKBN akan menghubungkan kelompak UPPKS itu dengan mitra agar mendapatkan bantuan profesional secara mudah. Dan dengan bunga yang rendah serta standarisasi UMKM.
"Selain itu dari kami, UPPKS ini juga di hubungkan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan pendampingan pemasaran, teknik produksi dan lainnya. Jadi bantuannya adalah bunga rendah dan berbagai prioritas yang diberikan," katanya.
Eli mebambahkan, dalam keanggotaanya kelompok UPPKS bukan berarti hanya untuk keluarga yang memiliki anak dua akan tetapi melihat potensi. Jika dahulu keluarga memiliki anak hingga tujuh pada usia 45 tahun baru selesai tugas membesarkan anak.
Namun sekarang dengan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) maka ada potensi keluarga. Keluarga punya waktu luang untuk melakukan aktivitas lainnya.
"Jadi tidak berarti keanggotaan UPPKS itu hanya untuk akseptor yang punya anak satu atau dua. Namun anggotanya juga bisa dari para remaja yang punya keinginan untuk belajar usaha, bisa juga para lansia," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020