Virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit babi menyerang puluhan ekor babi hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan hingga hewan liar tersebut mati mendadak.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Ogan Komering Ulu (OKU), Sugiarto di Baturaja, Rabu mengatakan bahwa lebih dari 10 ekor babi hutan beberapa hari lalu diketahui mati mendadak di kawasan hutan wilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya dan SP3 Kecamatan Peninjauan.
"Berdasarkan hasil tes laboratorium terhadap babi hutan yang mati ini dinyatakan positif terinfeksi virus ASF," katanya.
Terkait hal itu pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Balai Veteriner Lampung guna mengatasi virus ASF yang menyerang babi hutan tersebut.
Dalam waktu dekat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten OKU juga akan turun ke desa-desa guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang virus ASF yang menyerang babi hutan.
"Sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat tidak panik dengan virus ASF," katanya menegaskan.
Dia menjelaskan, virus African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Virus ASF yang pertama kali muncul di Medan, Sumatera Utara ini sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Namun, kata dia, virus ini tidak berbahaya bagi manusia karena tidak dapat ditularkan dari hewan yang terinfeksi ASF.
Hanya saja, katanya menegaskan, untuk babi yang mati karena penyakit ASF agar dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.
"Masyarakat juga diimbau agar tidak menjual babi yang terkena penyakit ASF serta tidak mengonsumsi dagingnya," demikian Sugiarto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Ogan Komering Ulu (OKU), Sugiarto di Baturaja, Rabu mengatakan bahwa lebih dari 10 ekor babi hutan beberapa hari lalu diketahui mati mendadak di kawasan hutan wilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya dan SP3 Kecamatan Peninjauan.
"Berdasarkan hasil tes laboratorium terhadap babi hutan yang mati ini dinyatakan positif terinfeksi virus ASF," katanya.
Terkait hal itu pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Balai Veteriner Lampung guna mengatasi virus ASF yang menyerang babi hutan tersebut.
Dalam waktu dekat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten OKU juga akan turun ke desa-desa guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang virus ASF yang menyerang babi hutan.
"Sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat tidak panik dengan virus ASF," katanya menegaskan.
Dia menjelaskan, virus African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Virus ASF yang pertama kali muncul di Medan, Sumatera Utara ini sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Namun, kata dia, virus ini tidak berbahaya bagi manusia karena tidak dapat ditularkan dari hewan yang terinfeksi ASF.
Hanya saja, katanya menegaskan, untuk babi yang mati karena penyakit ASF agar dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.
"Masyarakat juga diimbau agar tidak menjual babi yang terkena penyakit ASF serta tidak mengonsumsi dagingnya," demikian Sugiarto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021