Sebanyak 80 rumah warga Kecamatan Badau daerah perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat terdampak banjir, yang terjadi sejak Kamis (13/5/2021) bertepatan Hari Idul Fitri kemarin.
" Keseluruhan ada 80 rumah terdampak banjir, meksi pun berangsur surut, namun kondisi banjir kali ini lebih dalam dari sebelumnya," kata Pelaksana tugas Camat Badau Edi Suharta, dihubungi ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Edi, puluhan rumah terdampak banjir tersebut terdiri dari Desa Badau sebanyak 69 rumah, Desa Janting 6 (enam) rumah dan 2 (dua) fasilitas umum, Desa Sebindang 3 (tiga) rumah dengan total sebanyak 80 rumah.
Menurut dia, banjir tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi, sehingga sungai di Badau meluap, karena memang terjadi pendangkalan.
" Kedepannya perlu dilakukan normalisasi sungai di Badau yang akan di usulkan melalui Musrenbang," ucap Edi.
Ia berharap pun agar masyarakat tidak membuang sampah sembarang terutama di sungai Badau.
" Disekitaran sungai tersebut sudah padat pemukiman penduduk, selain terjadi pendangkalan banyak juga tumpukan sampah, sehingga pembuangan air tidak lancar," kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
" Keseluruhan ada 80 rumah terdampak banjir, meksi pun berangsur surut, namun kondisi banjir kali ini lebih dalam dari sebelumnya," kata Pelaksana tugas Camat Badau Edi Suharta, dihubungi ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Edi, puluhan rumah terdampak banjir tersebut terdiri dari Desa Badau sebanyak 69 rumah, Desa Janting 6 (enam) rumah dan 2 (dua) fasilitas umum, Desa Sebindang 3 (tiga) rumah dengan total sebanyak 80 rumah.
Menurut dia, banjir tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi, sehingga sungai di Badau meluap, karena memang terjadi pendangkalan.
" Kedepannya perlu dilakukan normalisasi sungai di Badau yang akan di usulkan melalui Musrenbang," ucap Edi.
Ia berharap pun agar masyarakat tidak membuang sampah sembarang terutama di sungai Badau.
" Disekitaran sungai tersebut sudah padat pemukiman penduduk, selain terjadi pendangkalan banyak juga tumpukan sampah, sehingga pembuangan air tidak lancar," kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021