Bupati Sambas, Kalimantan Barat Satono mengimbau seluruh nelayan di daerahnya untuk tidak melaut sementara waktu karena kondisi cuaca yang ekstrem dan berubah dengan cepat.

"Masyarakat yang profesinya nelayan untuk sementara ini bertahan dulu, jangan melaut karena akhir-akhir ini cuaca ekstrem. Berita di mana-mana banyak kapal karam. Bahkan banyak korban meninggal dunia," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Minggu.

Ia merasa sangat prihatin dengan nasib para nelayan yang baru – baru ini kapalnya karam di tengah laut karena terpaan gelombang besar akibat cuaca ekstrem .

Satono mengatakan, profesi nelayan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Setiap hari, kebutuhan ikan di pasar-pasar bergantung kepada nelayan yang di lautan.

Baca juga: Bupati Sambas kunjungi Pasar Pemangkat minta warga patuhi PPKM Mikro
Baca juga: HUT ke-22 perpindahan ibu kota energi baru Sambas Berkemajuan
 

“Di sisi lain, susah senang nelayan di tengah laut lepas tidak ada yang tahu. Selain ditunggu pasar ikan, para nelayan juga ditunggu keluarga di rumah,” kata dia.

Satono mengingatkan, setiap nelayan yang melaut harus pulang dengan selamat agar bisa berkumpul dengan keluarga. Untuk itulah, dia menahan para nelayan di Sambas menangkap ikan selama cuaca ekstrem belakang ini.

"Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kembali saya mengimbau, sementara tunda dulu melaut, demi keamanan dan keselamatan diri bersama," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengerahkan Kapal Pengawas Perikanan Napoleon 037, yang beroperasi di bawah Stasiun PSDKP Pontianak, untuk bergabung dengan tim SAR gabungan mencari korban kapal nelayan yang tenggelam karena cuaca buruk di wilayah perairan Kalbar.

Baca juga: Bupati Sambas siap bangun jembatan penghubung Desa Maribas -- Seret Ayong
Baca juga: Bupati Sambas luncurkan "Simonika" sistem informasi monitoring tenaga kerja

"Pertama, tentu kita semua prihatin dengan peristiwa ini, Menteri Kelautan dan Perikanan memberi perhatian atas peristiwa ini dan memerintahkan kami mendukung proses evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR gabungan," kata Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), yang juga Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Ia mengemukakan tim KKP yang bergabung dalam tim SAR Gabungan juga terus bekerja untuk proses identifikasi korban dan berkoordinasi dalam rangka pemulangan enam nelayan asal Jakarta yang berhasil diselamatkan dalam proses evakuasi tersebut.

Lebih lanjut, Antam menjelaskan tim SAR gabungan saat ini tengah melakukan pencarian dan pertolongan terhadap anak buah kapal (ABK) yang dinyatakan hilang pada kecelakaan 16 kapal di mana 12 di antaranya merupakan kapal nelayan yang tenggelam karena cuaca buruk.

"Proses pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung sampai dengan saat ini, mudah-mudahan kita bisa melakukan langkah-langkah penyelamatan," kata dia.

Baca juga: Bupati Sambas keluarkan kebijakan sekolah tatap muka
Baca juga: Bupati Sambas minta Sekda dan jajaran pahami visi - misi
Baca juga: Bupati : COVID-19 di Sambas, sudah 1.200 warga tertular
 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021