Dosen perguruan tinggi swasta (PTS) kualifikasi Doktor (S3) di pulau Kalimantan masih sangat minim, sehingga upaya peningkatan pendidikan tenaga pengajar di perkuliahan itu terus didorong.

"Ada masalah serius dari tenaga pengajar di PTS, dimana jumlah doktor sangat langka, mayoritas hanya S2," ucap Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Minggu.

Diakui dia, kendala yang dihadapi para dosen jika ingin menempuh pendidikan S3 di antaranya harus ke luar daerah karena minimnya program S3 yang tersedia di Kalimantan.

Ia menjelaskan tentu ada konsekuensi yang harus dijalani jika harus sekolah S3 di pulau Jawa misalnya, selain biaya yang besar dan jauh dari keluarga termasuk meninggalkan kewajiban sebagai dosen.

"Padahal di sisi lain, perguruan tinggi tempat mengabdi sangat membutuhkan tenaganya," jelas Sutarto.

Berangkat dari permasalahan tersebut, ULM sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik di Kalimantan akreditasi A, terus menambah program Doktor agar bisa menjadi pilihan para dosen di tanah Borneo meningkatkan kualifikasi pendidikannya.

Ada empat program S3 yang kini tersedia, yakni Studi Pembangunan, Ilmu Lingkungan, Ilmu Hukum dan Ilmu Pertanian.

Khusus untuk Ilmu Hukum sedang berproses di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menunggu izinnya terbit. Namun Sutarto optimistis tahun ini diperoleh untuk segera menerima mahasiswa.

"S3 di ULM tentu jauh lebih terjangkau dari segi biaya dibanding harus ke pulau Jawa. Jarak yang dekat tentunya juga memudahkan mobilitas dosen di provinsi tetangga seperti Kalteng, Kaltim, Kaltara dan Kalbar," kata Sutarto.

ULM yang memiliki kampus di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan didukung tenaga pengajar dengan kualifikasi terbaik sesuai bidangnya. Ada 380 dosen bergelar Doktor dari total sekitar 1.200 staf pengajar. Kemudian 65 guru besar menyokong visi ULM sebagai universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.

Pewarta: Firman

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021