Sebanyak 25 petani di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dibekali teknik bercocok tanam melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk membantu mereka menjaga produktivitas pertanian di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem.
 
"SLI itu untuk pemahaman cuaca dan iklim, sehingga petani dapat menyusun strategi dan perencanaan tanam, agar tidak mengalami gagal panen yang berujung kerugian bagi petani," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Yustinus di Sintang, Kamis.

Dia mengharapkan SLI menambah wawasan pengetahuan petani dalam mencari rujukan tentang cuaca dan iklim untuk usaha pertaniannya, selain faktor produksi, seperti pupuk dan benih.

Baca juga: Kabupaten Sintang kembali revisi Perbup Tata Cara Pembukaan Lahan
Baca juga: Wabup Sintang minta desa anggarkan pencegahan Karhutla
 

"Kami berharap pada para petani agar bisa menyebarluaskan ilmu yang didapatkan di SLI kepada teman-teman yang lain dan dapat diamalkan dengan baik," ucapnya.

Pemkab Sintang mengapresiasi kegiatan ini karena bermanfaat memberdayakan petani di Kelam Permai.

"Kami mengharapkan seluruh penyuluh pertanian yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menjadi agen iklim dari BMKG di masyarakat terkhusus para petani,” katanya.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang Sonya Puspasari menyampaikan program dari Kementerian Pertanian dan Perkebunan pada tahun ini memfokuskan tentang peningkatan prodiktivitas pertanian untuk mendukung keberlangsungan pada masa-masa sulit, seperti pademi COVID-19 saat ini.


Baca juga: Kades diminta bantu petani urus izin bakar lahan
Baca juga: Petani sawit Sintang berkomitmen jaga lingkungan dengan RSPO
 

"Pertanian adalah sektor yang bertahan pada masa pandemi, salah satu hal yang menunjang produktivitas pertanian ialah peningkatan kapasitas serta keterampilan dari petani sebagai pelaku utama. Karena itu kita juga harus melihat dengan baik semua sarana serta prasarana yang diperlukan agar dapat menunjang kegiatan dengan baik," katanya.

Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah Luhur Tri Uji Prayitno menyatakan kegiatan diikuti 25 peserta. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik di tengah pandemi.

"Harapan saya, semoga teman-teman petani sekalian dapat menyerap materi yang telah diberikan oleh tim BMKG agar ke depannya dapat menjadi teladan untuk teman-teman petani lainnya, yang belum dapat bergabung pada kesempatan kali ini," katanya.

Baca juga: Pemkab Kapuas Hulu dan Pemerintah Pusat bahas kratom
Baca juga: WWF Dampingi petani sawit Sintang sertifikasi RSPO
Baca juga: Petani lada di Ketungau perlu bimbingan
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius/Tantra

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021