Ketum Pengurus Generasi Berencana (Genre) Indonesia, Nanda Rizka Saputri saat mengisi siaran Audio Podcast "Meriam Karbit" di Studio MPC BKKBN Kalbar mengatakan, Genre itu Intervensi untuk menciptakan generasi yang berencana dan program Genre diciptakan supaya remaja bisa tangguh melewati masa transisinya serta masuk ke pernikahan yang sudah siap secara fisik, mental dan berusia ideal.
"Para remaja yang tergabung di Genre itu bisa menyelesaikan pendidikan, karier dengan bagus dan juga ketika dia berkeluarga siap dengan menghindari tiga perilaku beresiko, yaitu menunda perkawinannya, tidak nafza dan tidak melakukan sex sebelum menikah," kata Nanda Rizka Saputri yang hadir sebagai tamu kegiatan "Meriam Karbit" di Pontianak.
Ketika ditanya tentang keterkaitan tingginya angka perkawinan usia muda hingga berakibat tingginya angka Stunting, Nanda mengatakan, bahwa kawin pada usia anak-anak (kawin muda) otomatis gizinya sangat menganggu selain itu reproduksi kesehatan nya juga belum siap ditambah lagi minimnya minat pengetahuan kesiapan mental ketika dia memiliki anak
"Stunting itu bukan masalah gizi dan nutrisi tapi juga soal pengetahuan dan kondisi kesehatan mental. "Jadi banyak sekali bayi bayi lahir Stunting karena situasi Ibu yang belum siap sama perkawinannya dan Genre sangat konsisten serta berkomitmen mengkampayekan, kalau mau menikah harus siap secara fisik, mental dan usianya sudah ideal," terang Nanda.
Menurutnya, kehadiran "Modul Tentang Kita" sudah komprehensif bukan cuma untuk Stunting tapi dimana remaja bisa melahirkan generasi yang tangguh dan bisa sebagai orang tua. Kemudian sebagai individu, kondisi perkawinan khususnya untuk kaum muda punya kontribusi besar buat bangsa dan negara.
"Kehadiran "Modul Tentang Kita" ini akan jadi pegangan buat remaja supaya remaja itu bisa melewati masa transisinya, remaja itu siap dan tangguh. Sehingga kedepannya kalau dia berumah tangga remaja itu dalam kondisi yang memang sudah siap dan nantinya menjadi orang tua dan individu yang bertanggung jawab pilihan dengan semua keputusannya," ujarnya.
Sebelum mengakhiri Nanda pun menyampaikan motivasi buat remaja Indonesia dengan mengatakan hidup amatlah malang jika lahir sampai mati tidak tahu dengan jati diri.
"Penting buat teman teman untuk menyadari mencari jati diri dan ini adalah amunisi untuk terus hidup dan tumbuh, dengan mengetahui jati diri, Kamu akan tahu potensi apa yang ada pada dirimu, tutupnya.
Baca juga: Perempuan nikah dibawah 21 tahun berisiko pada kesehatannya
Baca juga: Program GenRe ajak remaja rencanakan empat hal dalam hidup
Baca juga: Sekarang waktunya yang tepat untuk menikah bebas ruwet
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Para remaja yang tergabung di Genre itu bisa menyelesaikan pendidikan, karier dengan bagus dan juga ketika dia berkeluarga siap dengan menghindari tiga perilaku beresiko, yaitu menunda perkawinannya, tidak nafza dan tidak melakukan sex sebelum menikah," kata Nanda Rizka Saputri yang hadir sebagai tamu kegiatan "Meriam Karbit" di Pontianak.
Ketika ditanya tentang keterkaitan tingginya angka perkawinan usia muda hingga berakibat tingginya angka Stunting, Nanda mengatakan, bahwa kawin pada usia anak-anak (kawin muda) otomatis gizinya sangat menganggu selain itu reproduksi kesehatan nya juga belum siap ditambah lagi minimnya minat pengetahuan kesiapan mental ketika dia memiliki anak
"Stunting itu bukan masalah gizi dan nutrisi tapi juga soal pengetahuan dan kondisi kesehatan mental. "Jadi banyak sekali bayi bayi lahir Stunting karena situasi Ibu yang belum siap sama perkawinannya dan Genre sangat konsisten serta berkomitmen mengkampayekan, kalau mau menikah harus siap secara fisik, mental dan usianya sudah ideal," terang Nanda.
Menurutnya, kehadiran "Modul Tentang Kita" sudah komprehensif bukan cuma untuk Stunting tapi dimana remaja bisa melahirkan generasi yang tangguh dan bisa sebagai orang tua. Kemudian sebagai individu, kondisi perkawinan khususnya untuk kaum muda punya kontribusi besar buat bangsa dan negara.
"Kehadiran "Modul Tentang Kita" ini akan jadi pegangan buat remaja supaya remaja itu bisa melewati masa transisinya, remaja itu siap dan tangguh. Sehingga kedepannya kalau dia berumah tangga remaja itu dalam kondisi yang memang sudah siap dan nantinya menjadi orang tua dan individu yang bertanggung jawab pilihan dengan semua keputusannya," ujarnya.
Sebelum mengakhiri Nanda pun menyampaikan motivasi buat remaja Indonesia dengan mengatakan hidup amatlah malang jika lahir sampai mati tidak tahu dengan jati diri.
"Penting buat teman teman untuk menyadari mencari jati diri dan ini adalah amunisi untuk terus hidup dan tumbuh, dengan mengetahui jati diri, Kamu akan tahu potensi apa yang ada pada dirimu, tutupnya.
Baca juga: Perempuan nikah dibawah 21 tahun berisiko pada kesehatannya
Baca juga: Program GenRe ajak remaja rencanakan empat hal dalam hidup
Baca juga: Sekarang waktunya yang tepat untuk menikah bebas ruwet
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021