Jahe putih lokal Terentang yang dibudidayakan secara turun temurun oleh masyarakat Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat saat ini ketika ditanam di lahan gambut bisa menghasilkan 16 ton per hektare.
"Jarak tanam yang digunakan 20 cm antar tanaman dengan panjang bedengan 100 meter dan jarak antar bedeng 1,5 meter. Dari tiap bedeng ini didapatkan hasil sekitar 200 – 240 kilogram jahe, dan untuk 1 hektare bisa didapatkan sekitar 15 – 16 ton jahe," ujar petani jahe, Arpandi di Terentang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa tanaman ini mulai dikembangkan di Desa Teluk Empening Kecamatan Terentang pada awal tahun 2007 dengan harga bibit ditingkat petani sekitar Rp2.000. Lama kelamaan permintaan dari komoditi jahe ini mulai meningkat dan pasar mulai terbentuk.
"Dalam membudidayakan jahe lokal Terentang untuk keperluan komersial sekitar 10 tahun. Budidaya tanaman jahe di Kecamatan Terentang, banyak dilakukan di lahan gambut dari pada di tanah liat. Dikarenakan di tanah gambut lebih cepat panen daripada di tanah liat. Di tanah gambut umur 4 bulan sudah panen dibandingkan di tanah liat baru panen sekitar 6-8 bulan,” kata Arpandi.
Ia menyampaikan perlakuan pasca panen ini dilakukan tanpa pencucian jahe, hanya dibersihkan saja untuk ketahanan daya simpan jahe.
"Keunggulan dari jahe putih lokal Terentang ini di antaranya serat lebih halus, kadar air tinggi dan rasanya tidak terlalu pedas," kata dia.
Peran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya dalam pengembangan jahe lokal putih terentang di Kecamatan Terentang salah satunya pengadaan gudang produksi yang sudah dilaksanakan pembangunannya.
Kendala yang dihadapi saat budidaya pengembangan jahe putih lokal Terentang adalah ketersediaan benih bersertifikat. Karena kalau mendatangkan dari wilayah luar Kalimantan Barat selain benihnya saat tiba belum tentu bisa ditanam karena kondisi benih yang harus beradaptasi dan biaya transportasi yang lumayan mahal untuk sampai ke lokasi.
Dalam rangka pengembangan tanaman Jahe Putih Lokal Terentang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya telah melakukan observasi oleh tim uji keunggulan yang dibentuk untuk mengidentifikasi jahe putih lokal Terentang untuk proses pendaftaran varietas tanaman ke Pusat Perlindungan Varietas Pertanian dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian.
Selanjutnya setelah keluar sertifikat tanda daftar akan ditindak lanjuti dengan pendaftaran untuk peredaran atau pelepasan varietas menjadi varietas unggul nasional.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Anton Komarudin mengatakan bahwa pihaknya mempunyai peran sebagai tim penguji kebenaran, yang akan mengeluarkan rekomendasi tentang kebenaran varietas.
"Hasil uji varietas tersebut merupakan salah satu persyaratan yang harus dilampirkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya dalam proses pendaftaran untuk peredaran atau pelepasan varietas jahe putih lokal Terentang menjadi varietas unggul nasional. Kami sangat mendukung upaya pemerintah Kabupaten Kubu Raya tersebut," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Jarak tanam yang digunakan 20 cm antar tanaman dengan panjang bedengan 100 meter dan jarak antar bedeng 1,5 meter. Dari tiap bedeng ini didapatkan hasil sekitar 200 – 240 kilogram jahe, dan untuk 1 hektare bisa didapatkan sekitar 15 – 16 ton jahe," ujar petani jahe, Arpandi di Terentang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa tanaman ini mulai dikembangkan di Desa Teluk Empening Kecamatan Terentang pada awal tahun 2007 dengan harga bibit ditingkat petani sekitar Rp2.000. Lama kelamaan permintaan dari komoditi jahe ini mulai meningkat dan pasar mulai terbentuk.
"Dalam membudidayakan jahe lokal Terentang untuk keperluan komersial sekitar 10 tahun. Budidaya tanaman jahe di Kecamatan Terentang, banyak dilakukan di lahan gambut dari pada di tanah liat. Dikarenakan di tanah gambut lebih cepat panen daripada di tanah liat. Di tanah gambut umur 4 bulan sudah panen dibandingkan di tanah liat baru panen sekitar 6-8 bulan,” kata Arpandi.
Ia menyampaikan perlakuan pasca panen ini dilakukan tanpa pencucian jahe, hanya dibersihkan saja untuk ketahanan daya simpan jahe.
"Keunggulan dari jahe putih lokal Terentang ini di antaranya serat lebih halus, kadar air tinggi dan rasanya tidak terlalu pedas," kata dia.
Peran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya dalam pengembangan jahe lokal putih terentang di Kecamatan Terentang salah satunya pengadaan gudang produksi yang sudah dilaksanakan pembangunannya.
Kendala yang dihadapi saat budidaya pengembangan jahe putih lokal Terentang adalah ketersediaan benih bersertifikat. Karena kalau mendatangkan dari wilayah luar Kalimantan Barat selain benihnya saat tiba belum tentu bisa ditanam karena kondisi benih yang harus beradaptasi dan biaya transportasi yang lumayan mahal untuk sampai ke lokasi.
Dalam rangka pengembangan tanaman Jahe Putih Lokal Terentang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya telah melakukan observasi oleh tim uji keunggulan yang dibentuk untuk mengidentifikasi jahe putih lokal Terentang untuk proses pendaftaran varietas tanaman ke Pusat Perlindungan Varietas Pertanian dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian.
Selanjutnya setelah keluar sertifikat tanda daftar akan ditindak lanjuti dengan pendaftaran untuk peredaran atau pelepasan varietas menjadi varietas unggul nasional.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Anton Komarudin mengatakan bahwa pihaknya mempunyai peran sebagai tim penguji kebenaran, yang akan mengeluarkan rekomendasi tentang kebenaran varietas.
"Hasil uji varietas tersebut merupakan salah satu persyaratan yang harus dilampirkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya dalam proses pendaftaran untuk peredaran atau pelepasan varietas jahe putih lokal Terentang menjadi varietas unggul nasional. Kami sangat mendukung upaya pemerintah Kabupaten Kubu Raya tersebut," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021