Pj Sekda Provinsi Kalimantan Barat, Samuel mengingatkan kepada seluruh pengelola desa wisata di provinsi itu untuk memenuhi kriteria menjadi sebuah desa wisata, harus ada unsur yang terpenuhi dengan adanya atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.
"Amenitas yang dimaksud salah satunya ketersediaan homestay/pondok wisata. Keberadaan homestay dalam desa wisata menjadi sebuah keunikan yang dicari oleh wisatawan yang datang," kata Samuel di Pontianak, Rabu.
Untuk itu, katanya, pengelolaan homestay harus dilakukan dengan baik dan tetap menampilkan sisi kearifan lokal, baik dari tata kelola, tata letak, serta sarana prasarana yang ada.
Dia mengatakan, alasan dipilihnya homestay menjadi salah satu syarat yang harus ada di desa wisata karena terdapat beberapa keunikan yang dapat didapatkan oleh wisatawan jika dibandingkan dengan menginap di hotel, yaitu adanya interaksi dengan masyarakat dan adat istiadat di lingkungan homestay.
"Melihat hal tersebut, saya sangat mendukung pelaksanaan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata dan Pelatihan Pengelolaan Homestay/Pondok Wisata. Melalui kegiatan ini, para pengelola wisata dan para pengelola homestay diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, kreativitas dan pengabdian dalam upaya mendukung pemulihan dan pengembangan kepariwisataan di Provinsi Kalimantan Barat," katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah daerah secara terus berupaya menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya dukungan semua pihak terhadap pengembangan sektor kepariwisataan.
"Kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola desa wisata dan homestay menjadi salah satu hal penting untuk menarik kunjungan wisatawan pada masa pandemi COVID-19," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari juga meminta agar pengelola wisata desa untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, kompetensi serta pengelolaan homestay, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan kepada wisatawan dalam rangka reaktivasi sektor pariwisata terhadap pandemi COVID-19 di Kalimantan Barat.
"Sasaran yang harus dicapai dari pelatihan ini yaitu agar para peserta mengetahui dan memahami pengembangan kelembagaan pengelola desa wisata, mengetahui dan memahami pengembangan dan pengelolaan produk pariwisata di desa wisata, serta mengetahui dan memahami standar homestay/pondok wisata yang profesional," kata Windy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Amenitas yang dimaksud salah satunya ketersediaan homestay/pondok wisata. Keberadaan homestay dalam desa wisata menjadi sebuah keunikan yang dicari oleh wisatawan yang datang," kata Samuel di Pontianak, Rabu.
Untuk itu, katanya, pengelolaan homestay harus dilakukan dengan baik dan tetap menampilkan sisi kearifan lokal, baik dari tata kelola, tata letak, serta sarana prasarana yang ada.
Dia mengatakan, alasan dipilihnya homestay menjadi salah satu syarat yang harus ada di desa wisata karena terdapat beberapa keunikan yang dapat didapatkan oleh wisatawan jika dibandingkan dengan menginap di hotel, yaitu adanya interaksi dengan masyarakat dan adat istiadat di lingkungan homestay.
"Melihat hal tersebut, saya sangat mendukung pelaksanaan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata dan Pelatihan Pengelolaan Homestay/Pondok Wisata. Melalui kegiatan ini, para pengelola wisata dan para pengelola homestay diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, kreativitas dan pengabdian dalam upaya mendukung pemulihan dan pengembangan kepariwisataan di Provinsi Kalimantan Barat," katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah daerah secara terus berupaya menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya dukungan semua pihak terhadap pengembangan sektor kepariwisataan.
"Kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola desa wisata dan homestay menjadi salah satu hal penting untuk menarik kunjungan wisatawan pada masa pandemi COVID-19," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari juga meminta agar pengelola wisata desa untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, kompetensi serta pengelolaan homestay, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan kepada wisatawan dalam rangka reaktivasi sektor pariwisata terhadap pandemi COVID-19 di Kalimantan Barat.
"Sasaran yang harus dicapai dari pelatihan ini yaitu agar para peserta mengetahui dan memahami pengembangan kelembagaan pengelola desa wisata, mengetahui dan memahami pengembangan dan pengelolaan produk pariwisata di desa wisata, serta mengetahui dan memahami standar homestay/pondok wisata yang profesional," kata Windy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021