Ketua Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung (Hipadi), Usman R mengatakan, saat ini lalu lintas hewan ke dalam dan ke luar Kota Pontianak masih sulit dilakukan sehingga membuat kerugian bagi peternak.

"Saya pesan ayam dari Jawa barat dan dikirim melalui Jakarta tapi tidak bisa dikirim ke Pontianak karena disini masih zona merah," kata Usman di Pontianak, Jumat.

Ia mengatakan ayam yang tidak bisa dikirim ke Pontianak masih bisa di pindahkan ke kampungnya yang ada di Jawa Barat.

"Saya sudah beli mahal-mahal tidak bisa dikirim ke Pontianak. Untungnya, karena saya orang Jawa Barat jadi saya simpan ayamnya di kampung, lalu akhirnya dikirim melalui Semarang," tuturnya.

Dia menjelaskan, saat ini, peminat ayam pelung banyak di seluruh Indonesia tetapi kesulitan ada di lalu lintasnya.

"Kemarin kami sempat mengadakan seminar tentang peternakan dan salah satu pakan ternak dari Malaysia dan Kinibalu dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tertarik dengan ayam pelung. Namun, saat memikirkan lalu lintas pengiriman dia berpikir ulang karena masih sulitnya lalu lintas hewan di daerah Kalbar," kata Usman.

Ia juga berharap agar program yang berjalan di daerah Jawa seperti program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) dan program Sistem Informasi Lalu Lintas Ternak (Silat) bisa berjalan di Kalbar, karena program ini bagus untuk perkembangan peternakan wilayah Kalbar.  

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalbar penanggung jawab hasil penelitian menyetujui, perihal sulitnya lalu lintas hewan di Kalbar, karena banyak proses yang harus dilewati untuk mencapai tujuan. Di Kalbar sendiri ada beberapa pos lalu lintas hewan yang beroperasi setiap harinya.

"Distribusi ternak dengan truk maupun pick up harus dilakukan pengecekan terhadap kesehatan ternak, semakin jauh tempuh daerah tujuan hewan akan stress, hal ini bisa berdampak pada kurangnya bobot hewan  bisa juga sampai kematian pada hewan ternak," kata Herculana Mekarryani, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan penanggung jawab hasil penelitian.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Natassja Defelia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021