Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso dalam kegiatan sosialisasi hasil Pendataan Keluarga 2021 PK21 dan kelompok dasaran Bangga Kencana di Hotel Mercure Pontianak mengatakan, capaian PK21 dinilai berhasil dilakukan meski bangsa Indonesia ini masih menghadapi pandemi COVID-19.

"Hasil PK21 kita itu secara nasional mencapai 1.68.478.139 atau 102 persen dari target APBN sebesar 66.828.571 Keluarga. Dari jumlah tersebut, jumlah individu yang ada dalam keluarga sebanyak 220.047.000 orang. Hasil ini berkat semangat kerja keras yang luar biasa dari para kader yang ada di desa-desa dan didukung oleh penyuluh KB serta komitmen dari bapak dan Ibu jajaran pimpinan wilayah baik  bupati maupun wali kota melalui OPD-KB nya, termasuk di Kalbar ini," kata Sukaryo Teguh Santoso di Pontianak, Rabu.

Baca juga: BKKBN Kalbar sosialisasikan hasil Pendataan Keluarga 2021

Teguh mengatakan, hasil capaian data PK21 itu tidak hanya mengukur indikator kinerja utama dalam hal ini adalah program Bangga Kencana, tetapi data tersebut sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi sekaligus untuk menyusun sebuah perencanaan.

"Bahkan dari data yang di hasilkan tersebut dapat pula membantu pelaksanaan program-program pembangunan secara umum terutama pembangunan yang ada di pemerintahan daerah. Sehingga data ini sangat strategis dan sudah diamanatkan melalui UU nomor 52 tahun 2009 diperkuat juga dengan peraturan pemerintah nomor 87 tahun 2016 bahwa pendataan ini kewajiban pemerintah tidak hanya pusat, provinsi tapi juga daerah," ujarnya.

Menurut Teguh, pendataan itu dilakukan untuk mendapatkan informasi yang detail tentang keluarga metode pelaksanaan nya adalah Pendataan Keluarga. Pendataan keluarga ini mempunyai enam kateristik yaitu data mikro rinci berbasis keluarga "by name by address", Pendataan Keluarga sifatnya segmentasi sasaran focus dapat dibuat Peta Keluarga sehingga sasaran lebih cermat.

"Pendataan Keluarga adalah data masyarakat, data yang dikumpulkan dari, oleh dan untuk masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta BKKBN percepat target penurunan "stunting"

Lebih jauh dijelaskannya, Pendataan Keluarga itu sesungguhnya mengambarkan Kondisi riil yang sebenarnya, jadi kita harus yakin karena yang mendata itu adalah para kader yang ada di wilayah tersebut.

Selain itu ujarnya lagi, Pendataan Keluarga juga merupakan data Ooperasional lapangan, jadi baik buruknya pendataan ini sangat tergantung, apakah data ini bisa dipakai para kader, penyuluh KB untuk intervensi pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana.

"Pendataan Keluarga juga merupakan Data primer Mutahir, secara periodic dapat di update. Memang pendataan Keluarga dilakukan lima tahun sekali tetapi setiap tahun dilakukan updating  tentu saja updating tersebut tidak 100 persen tetapi adalah keluarga keluarga yang kelihatan nya memang mengalami perubahan," ujarnya.

Dikatakan Teguh, Pendataan Keluarga ini juga merupakan bagian dari manajemen program Bangga Kencana dan didukung pula oleh mitra kerja Komisi IX DPR RI yang merupakan mitra kerja BKKBN sehingga kegiatan ini sangat strategis.

"Dari 60 variabel yang ada di pendataan keluarga tersebut bisa dipakai untuk mengevaluasi program-program lainnya, sekaligus ini diharapkan sebagai bahan perencanaan untuk pembangunan- pembangunan pemerintah pada umumnya dan yang terpenting juga dipakai dalam rangka intervensi percepatan penurunan Stunting," pungkasnya.

Baca juga: Kader TPK harus inovatif - inisiatif dalam pendampingan cegah stunting
Baca juga: Mempawah perkuat TPK untuk percepat penurunan stunting
Baca juga: Tim Pengerak PKK menjadi ujung tombak penanganan stunting


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021