Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan budaya perlu dijaga dan dilestarikan karena selain aset bangsa juga penting dalam mendukung pengembangan pariwisata.
"Saya minta masyarakat adat bisa mengembangkan budaya, di perlihara dan di jaga dan mendukung perkembangan pariwisata," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu Kalbar, Kamis.
Baca juga: Spirit of the Hornbills, tarian tradisional Dayak dari Indonesia di RWMF 2019
Disampaikan Fransiskus, selain pelestarian adat istiadat dan budaya perlu juga penyesuaian buku adat sesuai perkembangan zaman.
Menurut dia, adat istiadat serta budaya juga sebagai pemersatu dalam tetap menjaga rasa kekeluargaan serta persaudaraan terutama masyarakat Kapuas Hulu.
Fransiskus juga mengatakan saat menghadiri musyawarah adat Dayak Kantuk, Rabu (8/12) kemarin berpesan agar nilai-nilai kebudayaan adat istiadat terus dilestarikan terutama di tengah perkembangan teknologi.
Baca juga: Tarian Dayak Perbatasan Indonesia - Malaysia Meriahkan HUT Kemerdekaan
"Bila perlu manfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan adat istiadat serta budaya sebagai upaya kita untuk mengembangkan pariwisata," ucap Fransiskus.
Ia mengatakan Kapuas Hulu memiliki potensi pariwisata yang perlu dikembangkan sejalan dengan kearifan lokal adat istiadat masyarakat setempat.
Apalagi kedepannya Kapuas Hulu akan menjadi daerah strategis dengan adanya potensi wisata dan akses perbatasan baik itu Indonesia-Malaysia mau pun akses Kapuas Hulu-Kalimantan Timur.
"Adat istiadat yang kita miliki justru bisa sebagai daya tarik para wisatawan, oleh karenanya harus tetap dijaga dan dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda," pesan Fransiskus.
Baca juga: Tarian Manyarung Suku Dayak Kapuas Hulu tampil di Istora Senayan Jakarta
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Saya minta masyarakat adat bisa mengembangkan budaya, di perlihara dan di jaga dan mendukung perkembangan pariwisata," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu Kalbar, Kamis.
Baca juga: Spirit of the Hornbills, tarian tradisional Dayak dari Indonesia di RWMF 2019
Disampaikan Fransiskus, selain pelestarian adat istiadat dan budaya perlu juga penyesuaian buku adat sesuai perkembangan zaman.
Menurut dia, adat istiadat serta budaya juga sebagai pemersatu dalam tetap menjaga rasa kekeluargaan serta persaudaraan terutama masyarakat Kapuas Hulu.
Fransiskus juga mengatakan saat menghadiri musyawarah adat Dayak Kantuk, Rabu (8/12) kemarin berpesan agar nilai-nilai kebudayaan adat istiadat terus dilestarikan terutama di tengah perkembangan teknologi.
Baca juga: Tarian Dayak Perbatasan Indonesia - Malaysia Meriahkan HUT Kemerdekaan
"Bila perlu manfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan adat istiadat serta budaya sebagai upaya kita untuk mengembangkan pariwisata," ucap Fransiskus.
Ia mengatakan Kapuas Hulu memiliki potensi pariwisata yang perlu dikembangkan sejalan dengan kearifan lokal adat istiadat masyarakat setempat.
Apalagi kedepannya Kapuas Hulu akan menjadi daerah strategis dengan adanya potensi wisata dan akses perbatasan baik itu Indonesia-Malaysia mau pun akses Kapuas Hulu-Kalimantan Timur.
"Adat istiadat yang kita miliki justru bisa sebagai daya tarik para wisatawan, oleh karenanya harus tetap dijaga dan dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda," pesan Fransiskus.
Baca juga: Tarian Manyarung Suku Dayak Kapuas Hulu tampil di Istora Senayan Jakarta
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021