Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, mendorong Dinas Kesehatan di daerah meningkatkan kerja sama dengan banyak pihak termasuk organisasi wanita dalam mengatasi masalah tengkes.
"Sebenarnya kita dapat bersinergi dengan PKK dan organisasi kewanitaan lainnya dalam mengatasi permasalahan 'stunting' di daerah. Selain itu harus menggandeng perangkat daerah terkait dengan pemberdayaan wanita," kata Harison di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, penyelesaian masalah tengkes bukan hanya menjadi tanggung jawab bidang kesehatan saja, karena sektor kesehatan hanya menunjang 30 persen, sedangkan sektor di luar kesehatan mencapai 70 persen. Ke depannya, perangkat daerah diharapkan fokus pada program peningkatan IPM daerah, karena salah satu indikatornya adalah pengentasan tengkes.
Harisson menjelaskan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) digunakan untuk mengetahui faktor penyebab daerah rentan pangan, sebagai bahan acuan dalam menetapkan jenis kegiatan agar dapat mengentaskan daerah rentan pangan, sebagai acuan dalam penetapan lokasi kegiatan terkait dengan kerentanan pangan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih dan tengkes.
Kemudian untuk meningkatkan ketahanan pangan, semua sektor harus bersinergi sesuai dengan peran masing-masing terutama di lokasi yang memerlukan intervensi sesuai analisis FSVA.
Diketahui bahwa peta ketahanan dan kerentanan pangan FSVA adalah peta tematik yang menggambarkan visualisasi suatu wilayah pada level Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
"Jadi jika dilihat peta kerawanan pangan, peta keamanan itu ada di sini (FSVA). Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kewenangan dan program apa saja yang dapat dilaksanakan dalam penerapan program kegiatan Tahun 2023," kata Harisson.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero menyampaikan bahwa FSVA setelah dilakukan analisis instrumennya sangat baik karena mengakomodir banyak sektor.
"Meskipun hasil akhirnya kita berharap indeks ketahanan pangan kita kuat, ini menjadi perhatian karena di dalamnya harus ada sinergi antarsektor dalam mendukung program tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Sebenarnya kita dapat bersinergi dengan PKK dan organisasi kewanitaan lainnya dalam mengatasi permasalahan 'stunting' di daerah. Selain itu harus menggandeng perangkat daerah terkait dengan pemberdayaan wanita," kata Harison di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, penyelesaian masalah tengkes bukan hanya menjadi tanggung jawab bidang kesehatan saja, karena sektor kesehatan hanya menunjang 30 persen, sedangkan sektor di luar kesehatan mencapai 70 persen. Ke depannya, perangkat daerah diharapkan fokus pada program peningkatan IPM daerah, karena salah satu indikatornya adalah pengentasan tengkes.
Harisson menjelaskan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) digunakan untuk mengetahui faktor penyebab daerah rentan pangan, sebagai bahan acuan dalam menetapkan jenis kegiatan agar dapat mengentaskan daerah rentan pangan, sebagai acuan dalam penetapan lokasi kegiatan terkait dengan kerentanan pangan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih dan tengkes.
Kemudian untuk meningkatkan ketahanan pangan, semua sektor harus bersinergi sesuai dengan peran masing-masing terutama di lokasi yang memerlukan intervensi sesuai analisis FSVA.
Diketahui bahwa peta ketahanan dan kerentanan pangan FSVA adalah peta tematik yang menggambarkan visualisasi suatu wilayah pada level Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
"Jadi jika dilihat peta kerawanan pangan, peta keamanan itu ada di sini (FSVA). Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kewenangan dan program apa saja yang dapat dilaksanakan dalam penerapan program kegiatan Tahun 2023," kata Harisson.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero menyampaikan bahwa FSVA setelah dilakukan analisis instrumennya sangat baik karena mengakomodir banyak sektor.
"Meskipun hasil akhirnya kita berharap indeks ketahanan pangan kita kuat, ini menjadi perhatian karena di dalamnya harus ada sinergi antarsektor dalam mendukung program tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022