Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat terus mengintensifkan komitmennya dalam mengatasi masalah stunting dengan skrining anemia, optimalisasi konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, hingga pemantauan rutin kehamilan.
"Selain itu, pemerintah juga memastikan ibu hamil menerima tablet tambah darah dan makanan tambahan bagi yang mengalami kekurangan energi kronik," ujar Sekretaris Daerah Kubu Raya Yusran Anizam di Sungai Raya, Rabu.
Tidak hanya itu, penekanan diberikan pada pemantauan pertumbuhan balita, promosi ASI eksklusif, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) kaya protein hewani bagi bayi di bawah dua tahun.
Yusran menjelaskan bahwa penanganan masalah gizi serta perluasan cakupan imunisasi juga menjadi prioritas utama.
Yusran menjelaskan bahwa penanganan masalah gizi serta perluasan cakupan imunisasi juga menjadi prioritas utama.
Selain intervensi kesehatan langsung, Ia juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada remaja, ibu hamil, dan keluarga. Salah satu fokusnya adalah program untuk menghilangkan perilaku buang air besar sembarangan (BABS), yang dapat berdampak pada kesehatan anak.
"Kami tidak hanya berfokus pada tindakan medis, tetapi juga berupaya memaksimalkan sosialisasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, yang memiliki dampak jangka panjang terhadap pencegahan stunting," tambah Yusran.
Dalam mengatasi masalah stunting, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tidak hanya mengandalkan program kesehatan yang ada, namun juga mendekati masalah dari aspek sosial-ekonomi
Sebagai langkah tindak lanjut, pemerintah akan terus melakukan evaluasi mendalam untuk memitigasi hambatan yang dihadapi dalam menurunkan angka stunting. Evaluasi ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran, mempercepat upaya pengentasan stunting, dan memberikan dampak positif pada kesehatan anak-anak di Kabupaten Kubu Raya.
"Kami optimistis, hingga akhir tahun ini, prevalensi stunting bisa ditekan sesuai target nasional, bahkan jika memungkinkan bisa berada di bawah target tersebut," ucap Yusran.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait, penanganan stunting diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan. Ini merupakan langkah penting untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.
"Kami sudah melakukan sebelas item intervensi stunting, terutama intervensi spesifik yang mempengaruhi 30 persen dari total angka prevalensi stunting. Ini adalah langkah nyata kami dalam menurunkan prevalensi di daerah," ujarnya.