Wakil Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Bahasan mengatakan, pihaknya terus berupaya mencegah terjadinya inflasi dengan menjaga ketersediaan bahan pangan dan sekaligus agar harga bahan pokok di pasar tetap stabil.
"Seperti yang baru ini terjadi yaitu kelangkaan minyak goreng, harganya yang tinggi sehingga menjadi PR (pekerjaan rumah) dalam mencari solusinya. Yang paling penting memang ketersediaan stok agar tidak terjadi inflasi, artinya tidak tinggi, tidak juga rendah,” kata Bahasan di Pontianak, Jumat.
Bahasan menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah menentukan harga eceran tertinggi melalui Surat Edaran Wali Kota Pontianak. Ia berharap kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengawasi harga berbagai kebutuhan pokok di pasar-pasar yang ada di Kota Pontianak.
“Harus ada cek dan ricek, apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Barat (Kalbar), Agus Chusaini memaparkan hasil analisa pihaknya terkait tingkat inflasi di Kota Pontianak, yakni masih di angka normal.
“Inflasi yang sekarang sedang terjadi dipengaruhi harga pangan yang fluktuatif, seperti harga minyak goreng, tarif parkir, ayam, ikan gembung, ikan tongkol, ketimun, telur, cabai, kemudian tarif rumah sakit,” katanya.
Meski di Januari 2022 kemarin sempat terjadi inflasi yang tinggi, lanjut Agus, tetapi memasuki bulan Februari sudah terjadi penurunan. Menurutnya, kenaikan di Januari kemarin disebabkan momentum hari besar serta bencana banjir di sebagian wilayah di Kalbar.
“Yang harus diingat adalah, seperti yang tadi dikatakan Pak Bahasan, yaitu kita harus menjaga ketersediaan pangan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Seperti yang baru ini terjadi yaitu kelangkaan minyak goreng, harganya yang tinggi sehingga menjadi PR (pekerjaan rumah) dalam mencari solusinya. Yang paling penting memang ketersediaan stok agar tidak terjadi inflasi, artinya tidak tinggi, tidak juga rendah,” kata Bahasan di Pontianak, Jumat.
Bahasan menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah menentukan harga eceran tertinggi melalui Surat Edaran Wali Kota Pontianak. Ia berharap kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengawasi harga berbagai kebutuhan pokok di pasar-pasar yang ada di Kota Pontianak.
“Harus ada cek dan ricek, apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Barat (Kalbar), Agus Chusaini memaparkan hasil analisa pihaknya terkait tingkat inflasi di Kota Pontianak, yakni masih di angka normal.
“Inflasi yang sekarang sedang terjadi dipengaruhi harga pangan yang fluktuatif, seperti harga minyak goreng, tarif parkir, ayam, ikan gembung, ikan tongkol, ketimun, telur, cabai, kemudian tarif rumah sakit,” katanya.
Meski di Januari 2022 kemarin sempat terjadi inflasi yang tinggi, lanjut Agus, tetapi memasuki bulan Februari sudah terjadi penurunan. Menurutnya, kenaikan di Januari kemarin disebabkan momentum hari besar serta bencana banjir di sebagian wilayah di Kalbar.
“Yang harus diingat adalah, seperti yang tadi dikatakan Pak Bahasan, yaitu kita harus menjaga ketersediaan pangan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022