Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat membutuhkan keberadaan pasar induk yang mampu menyediakan 20 komoditas guna menekan inflasi di daerah itu.
"Diharapkan di Kubu Raya ada pasar induk atau toko yang mampu menyediakan berbagai komoditas. Sehingga ketersediaan 20 komoditas itu tetap diupayakan tersedia di Kubu Raya," kata Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman di Sungai Raya, Selasa.
Menurut dia, hal ini merupakan sebuah terobosan yang pihaknya dapat lakukan, mengingat wilayah Kubu Raya juga berkontribusi dalam perhitungan inflasi ibukota Kalimantan Barat yakni Kota Pontianak.
"Berkaitan dengan 20 komoditas yang menjadi kewenangan pengendalian inflasi dari kabupaten/kota itu Kubu Raya juga yang menyuplai Kota Pontianak," kata Kamaruzaman.
Sehingga dikatakannya, dalam prakteknya nanti demi mewujudkan adanya pasar induk ini para pedagang dapat langsung datang berbelanja ke Kubu Raya, sehingga Kubu Raya tidak lagi harus memasok berbagai komoditas ke Kota Pontianak.
"Jadi harapan kita nanti, pedagang itu langsung datang ke Kubu Raya. Kubu Raya tidak lagi harus menyuplai ke Kota Pontianak. Ini salah satu terobosan yang ingin kita wujudkan," kata Kamaruzaman.
Dijelaskannya jika Pemkab Kubu Raya dalam menekan inflasi juga menggunakan sistem subsidi harga per komoditas yang termasuk dalam 20 komoditas penyumbang inflasi. Dari 20 komoditas tersebut yang lebih utama dan familiar ada tiga, yakni beras, minyak goreng dan gula.
Selain itu, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kubu Raya juga memberikan empat indikator atau 4 K dalam menekan inflasi yakni ketersediaan bahan pokok, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan di Kalbar pada Mei 2024 mencapai sebesar 2,84 persen atau dalam rentang yang cukup terkendali, dan Kubu Raya merupakan kabupaten yang terdampak dari inflasi di ibu kota provinsi.
"Diharapkan di Kubu Raya ada pasar induk atau toko yang mampu menyediakan berbagai komoditas. Sehingga ketersediaan 20 komoditas itu tetap diupayakan tersedia di Kubu Raya," kata Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman di Sungai Raya, Selasa.
Menurut dia, hal ini merupakan sebuah terobosan yang pihaknya dapat lakukan, mengingat wilayah Kubu Raya juga berkontribusi dalam perhitungan inflasi ibukota Kalimantan Barat yakni Kota Pontianak.
"Berkaitan dengan 20 komoditas yang menjadi kewenangan pengendalian inflasi dari kabupaten/kota itu Kubu Raya juga yang menyuplai Kota Pontianak," kata Kamaruzaman.
Sehingga dikatakannya, dalam prakteknya nanti demi mewujudkan adanya pasar induk ini para pedagang dapat langsung datang berbelanja ke Kubu Raya, sehingga Kubu Raya tidak lagi harus memasok berbagai komoditas ke Kota Pontianak.
"Jadi harapan kita nanti, pedagang itu langsung datang ke Kubu Raya. Kubu Raya tidak lagi harus menyuplai ke Kota Pontianak. Ini salah satu terobosan yang ingin kita wujudkan," kata Kamaruzaman.
Dijelaskannya jika Pemkab Kubu Raya dalam menekan inflasi juga menggunakan sistem subsidi harga per komoditas yang termasuk dalam 20 komoditas penyumbang inflasi. Dari 20 komoditas tersebut yang lebih utama dan familiar ada tiga, yakni beras, minyak goreng dan gula.
Selain itu, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kubu Raya juga memberikan empat indikator atau 4 K dalam menekan inflasi yakni ketersediaan bahan pokok, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan di Kalbar pada Mei 2024 mencapai sebesar 2,84 persen atau dalam rentang yang cukup terkendali, dan Kubu Raya merupakan kabupaten yang terdampak dari inflasi di ibu kota provinsi.