Asisten Manajer Bisnis Mikro, BRI cabang Pontianak, Agus Djuli mengatakan pihaknya akan mendorong pertumbuhan holding ultra mikro (UMi) di Pontianak dan Kubu Raya untuk memaksimalkan penyerapan penyaluran pinjaman dan membantu program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
"Hal ini sesuai dengan target dari BRI untuk mendorong pelaku usaha ultra mikro naik kelas, dalam mewujudkan ekonomi Indonesia dapat terakselerasi dengan optimal. Hal ini juga sejalan dengan potensi sektor ultra mikro tersebut dalam lanskap UMKM di Indonesia," kata Agus di Pontianak, Senin.
Agus menjelaskan sesuai dengan hasil analisis BRI, di Indonesia terdapat 64 juta unit usaha, di mana 98 persen di antaranya adalah pelaku usaha mikro dan ultra mikro.
"Dan ternyata, dari 98 persen itu 81,8 persen adalah ultra mikro. Maka dari itu, upaya BRI bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian di Holding Ultra Mikro dapat memperluas jangkauan untuk melayani lebih banyak nasabah," tuturnya.
Target ini juga tertuang dalam Visi BRI untuk menjadi "The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion" pada tahun 2025.
"Untuk itu, sesuai dengan program BRI untuk membantu pertumbuhan pelaku usaha di Indonesia, kita akan memaksimalkan inkusi dan literasi bagi pelaku usaha yang menjadi nasabah BRI. Artinya, kita akan memberikan akses dulu kepada pelaku usaha, sehingga nanti akan ada sebuah motivasi mau belajar untuk mengembangkan usahanya," kata Agus.
Guna mendorong hal tersebut, tambah Agus, BRI cabang Pontianak menargetkan penyaluran pinjaman sebesar Rp1,68 triliun untuk pelaku usaha mikro pada tahun 2022 ini.
"Kita menyadari betul pemerataan ekonomi melalui holding Ultra Mikro ini sekaligus mampu mendorong Indonesia untuk mencapai inklusi keuangan. Keseriusan Indonesia dalam memulihkan sektor usaha Ultra Mikro dan UMKM ini dapat dilihat dari hadirnya inklusi keuangan UMKM dalam agenda prioritas G20," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Hal ini sesuai dengan target dari BRI untuk mendorong pelaku usaha ultra mikro naik kelas, dalam mewujudkan ekonomi Indonesia dapat terakselerasi dengan optimal. Hal ini juga sejalan dengan potensi sektor ultra mikro tersebut dalam lanskap UMKM di Indonesia," kata Agus di Pontianak, Senin.
Agus menjelaskan sesuai dengan hasil analisis BRI, di Indonesia terdapat 64 juta unit usaha, di mana 98 persen di antaranya adalah pelaku usaha mikro dan ultra mikro.
"Dan ternyata, dari 98 persen itu 81,8 persen adalah ultra mikro. Maka dari itu, upaya BRI bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian di Holding Ultra Mikro dapat memperluas jangkauan untuk melayani lebih banyak nasabah," tuturnya.
Target ini juga tertuang dalam Visi BRI untuk menjadi "The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion" pada tahun 2025.
"Untuk itu, sesuai dengan program BRI untuk membantu pertumbuhan pelaku usaha di Indonesia, kita akan memaksimalkan inkusi dan literasi bagi pelaku usaha yang menjadi nasabah BRI. Artinya, kita akan memberikan akses dulu kepada pelaku usaha, sehingga nanti akan ada sebuah motivasi mau belajar untuk mengembangkan usahanya," kata Agus.
Guna mendorong hal tersebut, tambah Agus, BRI cabang Pontianak menargetkan penyaluran pinjaman sebesar Rp1,68 triliun untuk pelaku usaha mikro pada tahun 2022 ini.
"Kita menyadari betul pemerataan ekonomi melalui holding Ultra Mikro ini sekaligus mampu mendorong Indonesia untuk mencapai inklusi keuangan. Keseriusan Indonesia dalam memulihkan sektor usaha Ultra Mikro dan UMKM ini dapat dilihat dari hadirnya inklusi keuangan UMKM dalam agenda prioritas G20," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022