Pontianak (ANTARA) - Kepala Pimpinan Cabang BRI Pontianak, Hermawan Sutrisno mengatakan, pertumbuhan penyaluran KUR di Kalimantan Barat, hingga Desember 2023 mencapai Rp2,6 triliun yang jumlah debitur sebanyak 66.390.
"Untuk tahun 2023 ini semoga bisa lebih dari 2022 lalu, namun untuk angka target pencapaiannya memang masih belum ditentukan dari pusat," kata Hermawan di Pontianak, Jumat.
Hermawan menjelaskan, dalam menyalurkan kredit ultramikro ini, kami menggandeng PT Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) sebagai holding dari BRI. Tidak bisa dipungkiri untuk penyaluran kredit segmen usaha mikro, kecil, dan menengah masih menjadi motor pendorong kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di mana pertumbuhan penyaluran kredit mikro ini juga mendorong pertumbuhan penyaluran kredit BRI secara keseluruhan.
Dia menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan kerdit bagi pelaku usaha tersebut, BRI juga terus mendorong pertumbuhan kredit bagi pelaku usaha ultramikro yang juga memberikan andil besar dalam pertumbuhan kredit di BRI.
Terkait percepatan digitalisasi bagi UMKM, pihaknya juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM.
Pihaknya juga terus menggencarkan sosialisasi kepada pelaku UMKM untuk melakukan transaksi dengan menggunakan scan barcode QRIS saat ini sudah bisa dilakukan dengan BRIMO.
Dia mengatakan, sudah hampir semua penyelenggara jasa sistem pembayaran menggunakan QR Code, mereka sudah support dengan pembayaran QRIS termasuk pada aplikasi BRIMO dari bank BRI.
"Kini aplikasi banking BRIMO sudah support pembayaran melalui barcode QRIS. Pebayaran di merchant QRIS menjadi lebih mudah dengan cukup scan barcode yang sudah tersedia di merchant QRIS dengan aplikasi BRIMO," katanya.
QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah penggabungan QR Code dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
"QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia, dengan sistem QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan aman," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan,
enyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan olehPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dinilai sangat efektif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini didasarkan oleh hasil riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional terkait penyaluran KUR di masa pandemi COVID-19.
Dari hasil riset BRIN tersebut, KUR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha. Secara umum, pendapatan usaha meningkat sebesar 50 persen. Selain itu, semakin besar nilai KUR yang diterima, maka potensi pendapatan yang meningkat mencapai 33 persen.
Seperti diketahui, BRI selalu mendapat jatah terbesar penyaluran KUR dengan porsi kurang lebih 70 persen dari total alokasi KUR secara nasional. Pada 2020, jatah penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun.
Kemudian pada 2021,kuota KUR BRI naik menjadi Rp195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 triliun. Adapun untuk tahun ini,kuota KUR mencapai Rp260 triliun dengan realisasi penyaluran untuk periode Januari-Mei 2022 telah mencapai Rp104,5 triliun.
BRIN melalui hasil risetnya juga menunjukan bahwa KUR kian mendorong produktivitas usaha. Hal ini dibuktikan oleh sebagian besar penerima KUR, yakni 99,37 persen menggunakan KUR untuk kepentingan usaha produktif. Untuk modal kerja 35,05 persen; modal kerja dan investasi 18,84 persen; modal kerja dan konsumtif 19,89 persen; konsumtif dan investasi 12,04 petrsen; serta modal kerja, investasi dan konsumtif 11,58 persen.