Bupati Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa melakukan sosialisasi pencegahan "stunting" atau kekerdilan pada anak hingga tingkat desa untuk memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat.
"Pencegahan kekerdilan ini menjadi fokus utama kami, sehingga kami melaksanakan sosialisasi hingga tingkat desa. Seperti yang kita lakukan di Desa Ambarang yang merupakan desa binaan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Landak," kata Karolin di Ngabang, Selasa.
Baca juga: Kapuas Hulu kembangkan pekarangan lestari untuk mengatasi stunting
Dia menjelaskan, permasalahan "stunting" menjadi hal yang serius bagi pemerintah termasuk Kabupaten Landak, sehingga Bupati Landak membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Landak yang melibatkan dinas terkait termasuk PKK.
"Ini persoalan yang sangat penting makanya saya hadir langsung di Desa Ambarang bersama PKK dan dinas terkait termasuk Forkopimcam serta pihak puskesmas. Hal ini karena persoalan 'stunting' ini penting. Jadi masalah tumbuh kembang anak adalah masalah masa depan kita, dan itu merupakan masalah kita bersama," tuturnya.
Karolin mengatakan bahwa Desa Ambarang merupakan salah satu desa yang angka kekerdilan pada anak masih tinggi di Kecamatan Ngabang yakni 29,8 persen pada tahun 2021. Namun, Pemkab Landak berusaha menurunkan angka "stunting" pada desa-desa yang masih tinggi angka kekerdilan pada anak.
Baca juga: Pemerintah Sambas berkomitmen turunkan angka tengkes
"Secara statistik angka dan data jumlah balita dan bayi yang masih kurang tumbuh kembangnya termasuk yang masih tinggi di Kecamatan Ngabang. Ada 19 desa di Kecamatan Ngabang, tetapi yang paling tinggi itu Desa Ambarang," kata Karolin.
Dia juga menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menandai anak mengalami "stunting", yakni pertama, tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan umur seperti pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak.
Kedua, ada masalah saat tumbuh kembang seperti anak yang lambat jalan, lambat berbicara maupun lambat tumbuh gigi dari usia pertumbuhannya. Ketiga gangguan pada kecerdasan.
Baca juga: Pemkab Sambas optimalkan peran kader TP PKK dalam pencegahan stunting
"Nanti kita akan melakukan evaluasi lebih lanjut apakah ada keterlambatan tumbuh kembang atau ada gangguan kecerdasan. Ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada saat hamil dan pada saat seribu hari kehidupan," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Pencegahan kekerdilan ini menjadi fokus utama kami, sehingga kami melaksanakan sosialisasi hingga tingkat desa. Seperti yang kita lakukan di Desa Ambarang yang merupakan desa binaan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Landak," kata Karolin di Ngabang, Selasa.
Baca juga: Kapuas Hulu kembangkan pekarangan lestari untuk mengatasi stunting
Dia menjelaskan, permasalahan "stunting" menjadi hal yang serius bagi pemerintah termasuk Kabupaten Landak, sehingga Bupati Landak membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Landak yang melibatkan dinas terkait termasuk PKK.
"Ini persoalan yang sangat penting makanya saya hadir langsung di Desa Ambarang bersama PKK dan dinas terkait termasuk Forkopimcam serta pihak puskesmas. Hal ini karena persoalan 'stunting' ini penting. Jadi masalah tumbuh kembang anak adalah masalah masa depan kita, dan itu merupakan masalah kita bersama," tuturnya.
Karolin mengatakan bahwa Desa Ambarang merupakan salah satu desa yang angka kekerdilan pada anak masih tinggi di Kecamatan Ngabang yakni 29,8 persen pada tahun 2021. Namun, Pemkab Landak berusaha menurunkan angka "stunting" pada desa-desa yang masih tinggi angka kekerdilan pada anak.
Baca juga: Pemerintah Sambas berkomitmen turunkan angka tengkes
"Secara statistik angka dan data jumlah balita dan bayi yang masih kurang tumbuh kembangnya termasuk yang masih tinggi di Kecamatan Ngabang. Ada 19 desa di Kecamatan Ngabang, tetapi yang paling tinggi itu Desa Ambarang," kata Karolin.
Dia juga menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menandai anak mengalami "stunting", yakni pertama, tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan umur seperti pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak.
Kedua, ada masalah saat tumbuh kembang seperti anak yang lambat jalan, lambat berbicara maupun lambat tumbuh gigi dari usia pertumbuhannya. Ketiga gangguan pada kecerdasan.
Baca juga: Pemkab Sambas optimalkan peran kader TP PKK dalam pencegahan stunting
"Nanti kita akan melakukan evaluasi lebih lanjut apakah ada keterlambatan tumbuh kembang atau ada gangguan kecerdasan. Ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada saat hamil dan pada saat seribu hari kehidupan," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022