Pemerintah Provinsi Kalbar melalui dinas tanaman pangan dan hortikultura terus berupaya meningkatkan produk dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui pembangunan pertanian.

"Alasan pentingnya peningkatan pembangunan pertanian di Kalbar yakni pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan perekonomian masyarakat tani, pemenuhan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan petani," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Rabu.

Baca juga: Satono dukung program keamanan pangan BPOM

Ia menjelaskan penerapan pembangunan pertanian di Kalbar tersebut adalah agar bisa memenuhi kebutuhan pangan berupa beras yakni dengan berbagai strategi salah satunya intensifikasi terhadap tahapan proses produksi pertanian dari hulu sampai hilir.

"Kemudian intensifikasi tersebut perlu berbasis klaster atau kawasan sentra produksi dengan penguatan kelembagaan tani kemitraan, mengenai peningkatan kualitas, kuantitas, dan jenis komoditi yang berorientasi ekspor," jelas dia.

Ia menambahkan upaya swasembada pangan juga memerlukan figur penyuluhan yang ulet, giat, responsif, inovatif, dan militan dalam bekerja.

Baca juga: Disket Pangan Kalbar beri penghargaan kelompok P2L berupa kultivator

"Kita telah menyiapkan sumber daya manusia untuk Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) sebanyak 2.381 di Kalbar. Selain itu, strategi juga perlu diperhatikan dalam pengembangan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Rustam Massinai menjelaskan pihaknya melakukan terobosan untuk meningkatkan produksi pangan dengan menghadirkan dua padi berkualitas yaitu inpari 36 dan inpari 37.

"Saat ini kami melakukan penanaman di lima tempat yakni di Sanggau, Sambas, Landak, Kubu Raya dan Mempawah," kata dia.

Baca juga: Masyarakat Sambas sambut antusias Pangan Murah Disket Pangan Kalbar

Ia juga menyampaikan adanya peningkatan produktivitas dari 2020 ke 2021 yakni 0,11 ton per hektare (3,6 persen). Sedangkan dari 2020 hingga 2022, peningkatan mencapai 0,27 ton per hektare (8,9 persen).

"Meskipun mengalami peningkatan kami berharap kerja sama dan dukungan dari semua pihak terkait dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi padi di Kalbar yang memerlukan percepatan difusi dan replikasi penerapan VUB serta teknologi pertanian lainnya di semua kawasan produksi," katanya.

Baca juga: Kalbar berpeluang jadi lumbung pangan halal Asia
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Kalbar dorong distribusi barang agar tertap lancar

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022