Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif mendorong produsen benih tanaman perkebunan untuk naik kelas yakni dengan meningkatkan produksi dan kualitas agar mampu menyediakan benih lokal bahkan dalam skala internasional.
"Produsen benih harus sudah naik kelas baik dari sisi cakupan yang semakin luas apakah skala kecamatan, kabupaten provinsi atau nasional. Bahkan kita ini bertetangga dengan negara jiran, bisa skala global," ujarnya Munsif, saat membuka bimbingan teknis produsen benih tanaman perkebunan di Pontianak, Rabu.
Ia menilai indikator naik kelas penangkar atau produsen benih perkebunan dilihat kemampuan produksinya, keberagaman dan kedalaman kualitas benih.
"Untuk itu bimbingan teknis kita hadirkan ke produsen benih. Roh bimbingan teknis bukan hanya kegiatan rutinitas tahunan tapi kami dorong untuk naik kelas," jelas dia.
Ia menambahkan juga bahwa produsen harus tertib administrasi baik dari sisi kelembagaan produsen maupun benih yang dihasilkan. Menurutnya, ada 151 produsen benih perkebunan di Kalbar yang memiliki izin. Namun yang aktif hanya 86 produsen.
"Produsen benih barus berorientasi maju dan jangka panjang. Jangan hanya digerakkan pada proyek pemerintah semata baru bergerak. Angka proyek pemerintah itu kecil," jelasnya.
Harusnya, kata dia produsen mampu menciptakan pasar. Bagaimana bisa menyediakan dan bahkan promosikan benihnya.
"Produsen tentu butuh didukung oleh parah pihak termasuk pemerintah daerah itu sendiri selaku pembina," jelas dia.
Saat ini luas area perkebunan di Kalbar mencapai 2,65 juta hektare. Hampir 2 juta hektare didominasi oleh perkebunan sawit.
"Dulu perkebunan kita didominasi karet namun kini sudah jauh berkurang. Begitu komoditas lainnya, kopi, kelapa dalam, dan lainnya stagnan. Sawit mendominasi. Namun demikian, proyeksi potensi lahan untuk perkebunan masih luas contoh untuk sawit bisa me capai 3, 6 juta hektare dan komoditas lainnya tiga kali lipat dari sekarang. Nah, itu peluang bagi produsen benih untuk menghasilkan benih," ujar Munsif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Produsen benih harus sudah naik kelas baik dari sisi cakupan yang semakin luas apakah skala kecamatan, kabupaten provinsi atau nasional. Bahkan kita ini bertetangga dengan negara jiran, bisa skala global," ujarnya Munsif, saat membuka bimbingan teknis produsen benih tanaman perkebunan di Pontianak, Rabu.
Ia menilai indikator naik kelas penangkar atau produsen benih perkebunan dilihat kemampuan produksinya, keberagaman dan kedalaman kualitas benih.
"Untuk itu bimbingan teknis kita hadirkan ke produsen benih. Roh bimbingan teknis bukan hanya kegiatan rutinitas tahunan tapi kami dorong untuk naik kelas," jelas dia.
Ia menambahkan juga bahwa produsen harus tertib administrasi baik dari sisi kelembagaan produsen maupun benih yang dihasilkan. Menurutnya, ada 151 produsen benih perkebunan di Kalbar yang memiliki izin. Namun yang aktif hanya 86 produsen.
"Produsen benih barus berorientasi maju dan jangka panjang. Jangan hanya digerakkan pada proyek pemerintah semata baru bergerak. Angka proyek pemerintah itu kecil," jelasnya.
Harusnya, kata dia produsen mampu menciptakan pasar. Bagaimana bisa menyediakan dan bahkan promosikan benihnya.
"Produsen tentu butuh didukung oleh parah pihak termasuk pemerintah daerah itu sendiri selaku pembina," jelas dia.
Saat ini luas area perkebunan di Kalbar mencapai 2,65 juta hektare. Hampir 2 juta hektare didominasi oleh perkebunan sawit.
"Dulu perkebunan kita didominasi karet namun kini sudah jauh berkurang. Begitu komoditas lainnya, kopi, kelapa dalam, dan lainnya stagnan. Sawit mendominasi. Namun demikian, proyeksi potensi lahan untuk perkebunan masih luas contoh untuk sawit bisa me capai 3, 6 juta hektare dan komoditas lainnya tiga kali lipat dari sekarang. Nah, itu peluang bagi produsen benih untuk menghasilkan benih," ujar Munsif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022