Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Kalbar bekerja sama dengan GIZ SASCI dan Widya Erti Indonesia terus memperkuat dan meningkatkan kapasitas penyuluh dan fasilitator masyarakat di provinsi tersebut dalam rangka menghadirkan rantai pasok kelapa sawit dan karet berkelanjutan.
“Penyuluh memilik peranan sangat penting, khususnya sebagai fasilitator yang melakukan pendampingan kepada petani. Prinsip keberlanjutan dimaknai secara sosial, ekonomi dan lingkungan. Sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara riil baik oleh petani, masyarakat sekitar, serta masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya," ujar Kadisbunak Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Minggu.
Ia menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Kalbar berkomitmen untuk memperbaiki tata niaga kelapa sawit, di mana Pabrik Kelapa Sawit (PKS) wajib membeli Tanda Buah Segara (TBS) sawit dari pekebun yang bermitra. Hal itu sebagaimana diamanatkan menurut UU 39 pasal 7 dan Permentan 01 Tahun 2018. Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten wajib memfasilitasi pekebun untuk bermitra dengan PKS terdekat.
"Kembali, penyuluh dan fasilitator masyarakat mempunyai peran penting sebagai garda terdepan yang mendampingi serta memfasilitasi kemitraan tersebut, serta memastikan bahwa pekebun mampu bernegosiasi setara dengan PKS atau perusahaan," ucapnya.
Dalam meningkatkan kapasitas penyuluh dan fasilitator masyarakat tersebut melalui kegiatan Training of Trainer (ToT) yang digelar selama lima hari di Pontianak.
ToT diikuti oleh sebanyak 28 peserta yang terdiri atas enam orang staf atau penyuluh ASN yang berasal dari Disbunak Kalbar, empat orang penyuluh dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, empat orang penyuluh dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya, empat orang penyuluh swadaya serta tujuh orang fasilitator masyarakat yang berasal dari NGO/CSO yakni Yayasan Diantama, SIAR, Teraju, Lingkar Borneo, serta tiga orang akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
Kegiatan ToT ini juga akan dilakukan di Kabupaten Kapuas Hulu, untuk lima kelas, dengan target peserta sebanyak 150 orang penyuluh dari ASN dan swadaya yang akan diselenggarakan mulai Juni - Juli 2022 mendatang.
Sebagai trainer dan master trainer adalah tim Widya Erti Indonesia yaitu, Sutoyo, Nanang Budiyanto dan Budi Christiana. Muatan pelatihan selama lima hari antara lain mencakup GAP karet dan kelapa sawit seperti sertifikasi ISPO, RSPO dan tantai pasok yang berkelanjutan dan teknik memfasilitasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
“Penyuluh memilik peranan sangat penting, khususnya sebagai fasilitator yang melakukan pendampingan kepada petani. Prinsip keberlanjutan dimaknai secara sosial, ekonomi dan lingkungan. Sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara riil baik oleh petani, masyarakat sekitar, serta masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya," ujar Kadisbunak Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Minggu.
Ia menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Kalbar berkomitmen untuk memperbaiki tata niaga kelapa sawit, di mana Pabrik Kelapa Sawit (PKS) wajib membeli Tanda Buah Segara (TBS) sawit dari pekebun yang bermitra. Hal itu sebagaimana diamanatkan menurut UU 39 pasal 7 dan Permentan 01 Tahun 2018. Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten wajib memfasilitasi pekebun untuk bermitra dengan PKS terdekat.
"Kembali, penyuluh dan fasilitator masyarakat mempunyai peran penting sebagai garda terdepan yang mendampingi serta memfasilitasi kemitraan tersebut, serta memastikan bahwa pekebun mampu bernegosiasi setara dengan PKS atau perusahaan," ucapnya.
Dalam meningkatkan kapasitas penyuluh dan fasilitator masyarakat tersebut melalui kegiatan Training of Trainer (ToT) yang digelar selama lima hari di Pontianak.
ToT diikuti oleh sebanyak 28 peserta yang terdiri atas enam orang staf atau penyuluh ASN yang berasal dari Disbunak Kalbar, empat orang penyuluh dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, empat orang penyuluh dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya, empat orang penyuluh swadaya serta tujuh orang fasilitator masyarakat yang berasal dari NGO/CSO yakni Yayasan Diantama, SIAR, Teraju, Lingkar Borneo, serta tiga orang akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
Kegiatan ToT ini juga akan dilakukan di Kabupaten Kapuas Hulu, untuk lima kelas, dengan target peserta sebanyak 150 orang penyuluh dari ASN dan swadaya yang akan diselenggarakan mulai Juni - Juli 2022 mendatang.
Sebagai trainer dan master trainer adalah tim Widya Erti Indonesia yaitu, Sutoyo, Nanang Budiyanto dan Budi Christiana. Muatan pelatihan selama lima hari antara lain mencakup GAP karet dan kelapa sawit seperti sertifikasi ISPO, RSPO dan tantai pasok yang berkelanjutan dan teknik memfasilitasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022