Pemerintah Kota Singkawang meluncurkan pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, yang tepatnya difokuskan di Kelurahan Mayasopa, Kecamatan Singkawang Timur.

"Pemkot Singkawang memilih wilayah Kelurahan Mayasopa sebagai titik peluncuran kegiatan vaksinasi penyakit PMK pertama kali sebanyak 100 dosis," kata Wali Kota Tjhai Chui Mie di Pontianak, Rabu.

Baca juga: Distanakbun Ketapang terus pantau kasus PMK
Baca juga: Kesembuhan kasus PMK pada hewan ternak di Kalbar meningkat

Tjhai Chui Mie mengungkapkan, PMK sama halnya dengan COVID-19. PMK adalah merupakan penyakit yang menyerang hewan dengan tingkat penularan yang sangat cepat dan ditakuti oleh semua Negara di dunia dan akhirnya dapat mengganggu stabilitas perekonomian negara.

"Pada bulan Mei lalu, virus PMK mewabah dan masuk ke Indonesia. Kementerian Pertanian menetapkan dua provinsi yang telah terpapar virus PMK salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat di mana sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai peternak," tuturnya.

Baca juga: Kalbar tunggu evaluasi terkait pembatasan pengiriman ternak antisipasi penyebaran PMK
Baca juga: Pemerintah Kubu Raya siapkan 1.200 dosis vaksin upaya pencegahan PMK

Menurutnya, di Kota Singkawang sudah ada beberapa hewan di dua kecamatan yang terpapar virus PMK, yaitu di Kecamatan Singkawang Selatan dan Kecamatan Singkawang Tengah dengan jumlah kasus hingga saat ini sebanyak 49 ekor, dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 28 ekor, serta yang dijual dan dipotong sebanyak tiga ekor.

Tjhai Chui Mie meminta agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan penyakit ini. Pemerintah pusat telah memberikan penanganan melalui program nasional sebagai upaya pencegahan terhadap meluasnya penyakit PMK dengan memberikan vaksinasi PMK terhadap ternak sapi yang sehat.

Baca juga: Peluncuran vaksinasi PMK tahap pertama pada hewan ternak di Kalbar
Baca juga: Puluhan ekor sapi yang terindikasi PMK di Singawang dinyatakan sembuh

Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengajak peternak hewan ruminansia (pemamah biak) untuk berpartisipasi secara aktif dalam mendukung pelaksanaan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) guna mencegah penyebaran wabah PMK di Indonesia.

“Untuk mencapai keberhasilan vaksinasi, diperlukan keterlibatan dan dukungan semua pihak, terutama seluruh peternak di Indonesia," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri saat memberikan keterangan pers mengenai perkembangan penanganan PMK di Indonesia secara virtual yang dipantau di Jakarta, Senin (20/6).

Baca juga: Singkawang cegah PMK pada ternak dengan Biosecurity
Baca juga: Kepala Disbunak sebut tingkat kesembuhan ternak PMK di Kalbar relatif tinggi

Menurut Kuntoro, keberhasilan capaian vaksinasi membutuhkan keterlibatan petugas vaksinator dan partisipasi aktif dari peternak dengan mempersiapkan data dan informasi ternak yang akan divaksin. Setiap ternak sehat akan dilakukan penandaan vaksinasi yang nantinya akan terdata dalam Sistem Informasi Kesehatan Hewan (Isikhnas).

Pelaksanaan vaksinasi merupakan tindakan permanen dalam mengendalikan PMK untuk memberikan kekebalan hewan ternak terhadap virus PMK. Pemerintah menargetkan vaksinasi dilaksanakan secara cepat dan massal agar mencapai kekebalan kelompok pada minimal 80 persen populasi hewan yang rentan.

Kementan juga melaksanakan program Training of Trainers (TOT) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk mempersiapkan SDM untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi PMK. Kuntoro menyatakan saat ini telah siap 18.407 petugas vaksinator yang ditempatkan di 19 provinsi terdampak PMK.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022