Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat M. Ayub mengatakan pihaknya terus mematangkan penerapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove dengan melakukan uji coba pada beberapa sekolah di kabupaten itu.
"Dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba di beberapa sekolah yang sudah ditentukan," kata Ayub di Sungai Raya, Rabu.
Dia menjelaskan, muatan lokal yang digagas ini bukanlah mata pelajaran yang baru, akan tetapi mata pelajaran yang berintegrasi dengan pelajaran lain.
Baca juga: Disdikbud bersama Dispaporapar Kubu Raya gelar kemah budaya wisata
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya terapkan aplikasi RKAS semua satuan pendidikan
"Setidaknya ada tiga mata pelajaran yang terintegrasi pada mata pelajaran Muatan Lokal Gambut dan Mangrove ini, yakni Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS," tuturnya.
Menurutnya, Bimtek yang dilakukan adalah salah satu tahapan yang harus dilalui dalam perumusan kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove yang sudah dilakukan sejak November tahun lalu, Setelah tim penyusun yang terdiri dari guru dan pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kubu Raya, tahap selanjutnya adalah uji coba.
Uji coba yang akan dilakukan menurut Ayub nantinya akan melihat sejauh mana tingkat efektivitas, kesesuaian dan efisiensi pada penerapannya di sekolah target yang sudah dipilih.
Baca juga: Disdikbud - Disdukcapil dan Kemenag Kubu Raya sukseskan GISA
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya tertibkan legalitas yayasan pendidikan
Sementara itu, Direktur Icraf Indonesia Kalbar, Happy Hendrawan menyatakan sebagai lembaga penelitian, Icraf Indonesia memiliki tujuan yang sama dengan gagasan yang diinginkan oleh pimpinan daerah Kubu Raya, dimana hasil penelitian yang dilakukan agar bisa dimanifestasikan pada daerah secara langsung.
Hingga pada akhirnya, Icraf Indonesia bersama Pemda Kubu Raya melaksanakan program yang sejalan dengan tujuan tersebut dengan melakukan kajian hingga menyusun hasil-hasil penelitian tersebut menjadi bagian dalam materi dan bahan ajar pada kurikulum gambut dan mangrove.
Materi tersebut selanjutnya disusun bersama tim perumus yang terdiri dari unsur dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya serta didukung oleh kawan-kawan dari WWF, Black Forest, Walhi, BRG dan lainnya.
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya siap implementasikan pendidikan anti korupsi
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya luluskan 43 guru penggerak angkatan I
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya ajak masyarakat "Kepong Bakol" tingkatkan literasi
Mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Samsuni menyatakan sebagai rule model dari penyelenggaraan Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove, apa yang dilakukan Kubu Raya saat ini bukannya tidak mungkin akan diterapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar.
"Saat ini kita memiliki kewenangan pada tingkat SMA, sedangkan kabupaten pada tingkat PAUD hingga SMP, sehingga apa yang dirancang dan dilakukan oleh Kubu Raya ini bukannya tidak mungkin akan diterapkan pada tingkat SMA nantinya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba di beberapa sekolah yang sudah ditentukan," kata Ayub di Sungai Raya, Rabu.
Dia menjelaskan, muatan lokal yang digagas ini bukanlah mata pelajaran yang baru, akan tetapi mata pelajaran yang berintegrasi dengan pelajaran lain.
Baca juga: Disdikbud bersama Dispaporapar Kubu Raya gelar kemah budaya wisata
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya terapkan aplikasi RKAS semua satuan pendidikan
"Setidaknya ada tiga mata pelajaran yang terintegrasi pada mata pelajaran Muatan Lokal Gambut dan Mangrove ini, yakni Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS," tuturnya.
Menurutnya, Bimtek yang dilakukan adalah salah satu tahapan yang harus dilalui dalam perumusan kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove yang sudah dilakukan sejak November tahun lalu, Setelah tim penyusun yang terdiri dari guru dan pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kubu Raya, tahap selanjutnya adalah uji coba.
Uji coba yang akan dilakukan menurut Ayub nantinya akan melihat sejauh mana tingkat efektivitas, kesesuaian dan efisiensi pada penerapannya di sekolah target yang sudah dipilih.
Baca juga: Disdikbud - Disdukcapil dan Kemenag Kubu Raya sukseskan GISA
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya tertibkan legalitas yayasan pendidikan
Sementara itu, Direktur Icraf Indonesia Kalbar, Happy Hendrawan menyatakan sebagai lembaga penelitian, Icraf Indonesia memiliki tujuan yang sama dengan gagasan yang diinginkan oleh pimpinan daerah Kubu Raya, dimana hasil penelitian yang dilakukan agar bisa dimanifestasikan pada daerah secara langsung.
Hingga pada akhirnya, Icraf Indonesia bersama Pemda Kubu Raya melaksanakan program yang sejalan dengan tujuan tersebut dengan melakukan kajian hingga menyusun hasil-hasil penelitian tersebut menjadi bagian dalam materi dan bahan ajar pada kurikulum gambut dan mangrove.
Materi tersebut selanjutnya disusun bersama tim perumus yang terdiri dari unsur dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya serta didukung oleh kawan-kawan dari WWF, Black Forest, Walhi, BRG dan lainnya.
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya siap implementasikan pendidikan anti korupsi
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya luluskan 43 guru penggerak angkatan I
Baca juga: Disdikbud Kubu Raya ajak masyarakat "Kepong Bakol" tingkatkan literasi
Mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Samsuni menyatakan sebagai rule model dari penyelenggaraan Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove, apa yang dilakukan Kubu Raya saat ini bukannya tidak mungkin akan diterapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar.
"Saat ini kita memiliki kewenangan pada tingkat SMA, sedangkan kabupaten pada tingkat PAUD hingga SMP, sehingga apa yang dirancang dan dilakukan oleh Kubu Raya ini bukannya tidak mungkin akan diterapkan pada tingkat SMA nantinya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022