Tata niaga komoditas jagung  perlu pembenahan agar berdampak pada penurunan harga telur karena jagung merupakan  bahan utama pakan ternak ayam petelur.

"Tata niaga pakan seperti jagung juga harus dibenahi agar rantai pemasaran lebih pendek sehingga harga lebih murah," kata Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak dalam rilis di Jakarta, Minggu.


Ia menjelaskan, salah satu penyebab lain kenaikan harga telur disebabkan naiknya harga pakan dengan kenaikan hingga 30 persen dari sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga jagung di mana impor jagung dinilai masih cukup besar.

Dampak kenaikan harga telur, lanjutnya, akan meningkatkan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat nilai uang yang tergerus.

"Telur bukan hanya menjadi kebutuhan pokok, namun juga bahan baku penting dalam usaha aneka produk makanan yang pelakunya sebagian besar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," kata politisi Fraksi PKS itu.

Berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional (IPHPS), harga telur pada saat ini dapat mencapai Rp31.500 per kg. Sedangkan di sejumlah pasar tradisional di Jabodetabek bisa berkisar antara Rp32.000-Rp33.000 per kg.

Menurut Amin, solusinya antara lain harus ada perbaikan tata niaga, misalnya dengan memperpendek rantai pemasaran telur, serta memberikan insentif bagi pelaku usaha peternakan kecil dan menengah yang tahun lalu sempat dihantam pandemi sehingga bisa bangkit dan kembali memulai usahanya, misalnya dengan menggenjot kredit usaha mikro.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pembenahan tata niaga jagung penting untuk turunkan harga telur

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022