Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang mencatat, sebanyak 74 kasus DBD di Kota Singkawang dengan satu kasus meninggal di mana sebagian besar penderita adalah anak-anak.
"Dari 74 kasus DBD yang terjadi di seluruh Singkawang, terdapat satu kasus meninggal dunia yang juga pada anak-anak dari Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan dan KB Singkawang, Rindar Prihartono di Singkawang, Senin.
Terkait hal tersebut, pihaknya melakukan upaya penanggulangan DBD di Kota Singkawang agar ancaman penyakit ini tidak menyebar.
"Upaya yang kita lakukan seperti melakukan penanganan terhadap kasus DBD yaitu pada orang yang sakit untuk di rawat di rumah sakit," tuturnya.
Selain itu, dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas dengan mendatangi rumah penderita dan sekitarnya untuk memastikan apakah ada lagi kasus yang sama. Kemudian, memantau jentik-jentik di tempat penampungan air.
"Selanjutnya akan dinilai oleh petugas apakah perlu dilakukan fogging atau cukup dengan pemberian Abate saja," katanya.
Menurutnya, upaya pencegahan utama adalah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala minimal 2 minggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan yang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
"Jadi sekali lagi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Singkawang untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan rumah dengan menerapkan 3M untuk mencegah penularan DBD di Kota Singkawang," kata Rindar.
Baca juga: Dinkes Kota Singkawang: Warga jaga kebersihan lingkungan untuk tekan DBD
Baca juga: Dua meninggal karena DBD di Singkawang
Baca juga: 22 kasus DBD tercatat di awal 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Dari 74 kasus DBD yang terjadi di seluruh Singkawang, terdapat satu kasus meninggal dunia yang juga pada anak-anak dari Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan dan KB Singkawang, Rindar Prihartono di Singkawang, Senin.
Terkait hal tersebut, pihaknya melakukan upaya penanggulangan DBD di Kota Singkawang agar ancaman penyakit ini tidak menyebar.
"Upaya yang kita lakukan seperti melakukan penanganan terhadap kasus DBD yaitu pada orang yang sakit untuk di rawat di rumah sakit," tuturnya.
Selain itu, dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas dengan mendatangi rumah penderita dan sekitarnya untuk memastikan apakah ada lagi kasus yang sama. Kemudian, memantau jentik-jentik di tempat penampungan air.
"Selanjutnya akan dinilai oleh petugas apakah perlu dilakukan fogging atau cukup dengan pemberian Abate saja," katanya.
Menurutnya, upaya pencegahan utama adalah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala minimal 2 minggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan yang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
"Jadi sekali lagi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Singkawang untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan rumah dengan menerapkan 3M untuk mencegah penularan DBD di Kota Singkawang," kata Rindar.
Baca juga: Dinkes Kota Singkawang: Warga jaga kebersihan lingkungan untuk tekan DBD
Baca juga: Dua meninggal karena DBD di Singkawang
Baca juga: 22 kasus DBD tercatat di awal 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022