Peragaan busana batik oleh warga negara Indonesia di pusat Kota Taipei menuai sambutan hangat dari media di Taiwan.
Kostum batik yang penuh warna dan elegan dipamerkan di tengah Kota Taipei pada Minggu (2/10) saat masyarakat Indonesia di Taiwan merayakan Hari Batik Nasional, demikian dilaporkan CNA, Senin (3/10).
Kantor berita resmi Taiwan itu menyebutkan bahwa Hari Batik Nasional merupakan festival tahunan untuk menjunjung tinggi karya seni tradisional yang menggunakan teknik pewarnaan lilin dari Indonesia.
CNA melengkapi laporannya dengan menayangkan foto-foto peragaan busana oleh 35 orang, mayoritas dari kalangan pekerja migran Indonesia (PMI).
Para PMI itu mengenakan pakaian tradisional Nusantara dan pakaian dari kain batik yang menggunakan teknik pewarnaan alami.
Peragaan busana menjadi bagian dari The Batik & Ecoprint Festival 2022 yang diselenggarakan Indonesia Diaspora Network (IDN) Taiwan di Taman Nanmen Museum Nasional, Taipei.
Baca juga: IFC Angkat Hasanah Lokal Melalui Peragaan Busana
Festival itu juga mempersembahkan acara budaya Nusantara, termasuk musik dan tari tradisional, penjualan jajanan khas Nusantara, dan teknik pembuatan batik.
"Festival batik tahunan ini untuk membangun kesadaran terhadap tradisi masyarakat Indonesia," kata seorang pengurus IDN Taiwan, Kartika Dewi.
Kartika mengatakan IDN menyelenggarakan festival tersebut dengan memperlihatkan teknik pembuatan batik yang berbeda setiap tahun.
Tahun ini, pihaknya mengetengahkan batik dengan teknik pewarnaan alami mengingat pentingnya membangun kesadaran akan lingkungan.
"Karena pemanasan global, maka ini saatnya bagi kami peduli terhadap bumi kita. Dengan menggunakan teknik pewarnaan alami, semua bahan dari alam, seperti daun dan kayu. Kami tidak menggunakan bahan kimia," ucapnya.
Pada hari yang sama, juga digelar acara budaya Nusantara di dekat Taipei Main Station untuk memperkenalkan batik kepada 40 peserta dari Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, dan Eropa.
Acara yang digelar oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dan Indosuara tersebut juga memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mencoba permainan tradisional khas Nusantara, tulis CNA.
Di Taiwan, terdapat sekitar 350.000 WNI. Mayoritas dari mereka merupakan PMI, baik pria maupun wanita, yang bekerja pada sektor formal dan informal.
Baca juga: Rossa Was-was Jadi Model Peragaan Busana
Riefian Fajarsyah, Ketua Bakominfo Gekrafs atau yang juga dikenal dengan Ifan Seventeen memberikan pernyataan terkait pro dan kontra keikutsertaan desainer dan jenama asal Indonesia dalam ajang Gekraf Paris Fashion Show at Paris Fashion masih terus bergulir.
Saat ini keterlibatan jenama dan desainer dalam Gekraf Paris Fashion Show menjadi olok-olok publik, lantaran dianggap membodohi masyarakat karena mengklaim melakukan peragaan busana di ajang fesyen paling bergengsi Paris Fashion Week (PFW).
Ifan pun memberikan penjelasan bahwa PFW adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Federation de la Haute Couture (FHCM). Karena PFW merupakan ajang fesyen terbesar di dunia, maka ribuan orang berangkat ke Paris untuk menghadiri perhelatan akbar tersebut.
Baca selengkapnya: Penjelasan Gekrafs tentang peragaan busana di Paris
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Kostum batik yang penuh warna dan elegan dipamerkan di tengah Kota Taipei pada Minggu (2/10) saat masyarakat Indonesia di Taiwan merayakan Hari Batik Nasional, demikian dilaporkan CNA, Senin (3/10).
Kantor berita resmi Taiwan itu menyebutkan bahwa Hari Batik Nasional merupakan festival tahunan untuk menjunjung tinggi karya seni tradisional yang menggunakan teknik pewarnaan lilin dari Indonesia.
CNA melengkapi laporannya dengan menayangkan foto-foto peragaan busana oleh 35 orang, mayoritas dari kalangan pekerja migran Indonesia (PMI).
Para PMI itu mengenakan pakaian tradisional Nusantara dan pakaian dari kain batik yang menggunakan teknik pewarnaan alami.
Peragaan busana menjadi bagian dari The Batik & Ecoprint Festival 2022 yang diselenggarakan Indonesia Diaspora Network (IDN) Taiwan di Taman Nanmen Museum Nasional, Taipei.
Baca juga: IFC Angkat Hasanah Lokal Melalui Peragaan Busana
Festival itu juga mempersembahkan acara budaya Nusantara, termasuk musik dan tari tradisional, penjualan jajanan khas Nusantara, dan teknik pembuatan batik.
"Festival batik tahunan ini untuk membangun kesadaran terhadap tradisi masyarakat Indonesia," kata seorang pengurus IDN Taiwan, Kartika Dewi.
Kartika mengatakan IDN menyelenggarakan festival tersebut dengan memperlihatkan teknik pembuatan batik yang berbeda setiap tahun.
Tahun ini, pihaknya mengetengahkan batik dengan teknik pewarnaan alami mengingat pentingnya membangun kesadaran akan lingkungan.
"Karena pemanasan global, maka ini saatnya bagi kami peduli terhadap bumi kita. Dengan menggunakan teknik pewarnaan alami, semua bahan dari alam, seperti daun dan kayu. Kami tidak menggunakan bahan kimia," ucapnya.
Pada hari yang sama, juga digelar acara budaya Nusantara di dekat Taipei Main Station untuk memperkenalkan batik kepada 40 peserta dari Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, dan Eropa.
Acara yang digelar oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dan Indosuara tersebut juga memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mencoba permainan tradisional khas Nusantara, tulis CNA.
Di Taiwan, terdapat sekitar 350.000 WNI. Mayoritas dari mereka merupakan PMI, baik pria maupun wanita, yang bekerja pada sektor formal dan informal.
Baca juga: Rossa Was-was Jadi Model Peragaan Busana
Riefian Fajarsyah, Ketua Bakominfo Gekrafs atau yang juga dikenal dengan Ifan Seventeen memberikan pernyataan terkait pro dan kontra keikutsertaan desainer dan jenama asal Indonesia dalam ajang Gekraf Paris Fashion Show at Paris Fashion masih terus bergulir.
Saat ini keterlibatan jenama dan desainer dalam Gekraf Paris Fashion Show menjadi olok-olok publik, lantaran dianggap membodohi masyarakat karena mengklaim melakukan peragaan busana di ajang fesyen paling bergengsi Paris Fashion Week (PFW).
Ifan pun memberikan penjelasan bahwa PFW adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Federation de la Haute Couture (FHCM). Karena PFW merupakan ajang fesyen terbesar di dunia, maka ribuan orang berangkat ke Paris untuk menghadiri perhelatan akbar tersebut.
Baca selengkapnya: Penjelasan Gekrafs tentang peragaan busana di Paris
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022