Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu membawa isu pelestarian batik sebagai produk industri kreatif berbasis warisan budaya pada forum dunia UNESCO.
Mari Elka Pangestu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, mengatakan batik yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO pada 2009 di Indonesia merupakan contoh baik di mana industri kreatif telah dapat meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Indonesia telah mengimplementasikan ekonomi kreatif dan mengembangkan komponen-komponen industri kreatif yang berada di dalamnya, sehingga menjadi salah satu sektor penting," katanya.
Menparekraf mewakili Indonesia dalam Forum Dunia UNESCO yang ketiga mengenai Budaya dan Industri Budaya (Third UNESCO World Forum on Culture and Cultural Industries) pada 2 Oktober, di Florence, Italia.
Karena pidato tersebut disampaikan pada Hari Batik Nasional, maka Menparekraf dan seluruh delegasi Indonesia mengunakan busana batik dan juga mengunakan batik sebagai contoh keberhasilan industri kreatif untuk menciptakan nilai tambah dan kualitas hidup yang lebih baik.
Pada kesempatan tersebut Menparekraf diberi kesempatan memberi keynote speech pada sesi pembukaan.
Menparekraf memberi apresiasi kepada UNESCO yang telah lama berjuang agar budaya dan industri kreatif dapat menjadi motor dan penggerak (engine and enabler) dari pembangunan yang berkelanjutan.
"Hal tersebut serupa dengan visi Indonesia mengenai pembangunan yang berkelanjutan dalam arti pembangunan yang meningkatkan kualitas hidup dan inklusif karena dijalankan tanpa merusak lingkungan, tatanan sosial dan budaya, dan disertai oleh manfaat dan dampak ekonomi yang inklusif," katanya.
Oleh karena itu Indonesia juga berharap bahwa peran budaya dan industri kreatif dapat dipertimbangkan masuk dalam Sustainable Development Goals pasca 2015 yang sedang dibahas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).